Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/66147
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorBudipratiwi W.-
dc.contributor.advisorOktora R.K.S, Lusia-
dc.contributor.authorProbowati, Galuh Ajeng-
dc.date.accessioned2015-12-03T04:49:04Z-
dc.date.available2015-12-03T04:49:04Z-
dc.date.issued2015-12-03-
dc.identifier.nim112210101009-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66147-
dc.description.abstractSinar ultraviolet (UV) terbagi menjadi tiga daerah yaitu daerah UV A (320-400 nm), daerah UV B (290-320 nm), dan daerah UV C (200-290 nm). Paparan UV A dapat menyebabkan pencoklatan kulit, paparan UV B dapat menyebabkan eritema dan penuaan dini pada kulit, sedangkan paparan UV C dapat menyebabkan kanker kulit. Secara alami kulit mempunyai daya perlindungan terhadap paparan sinar UV yaitu dengan pembentukan melanin dan penebalan stratum corneum. Adanya kontak antara sinar UV dengan kulit yang terlalu lama, menyebabkan daya perlindungan alamiah kulit tidak dapat memberikan perlindungan maksimal. Oleh karena itu, dilakukan berbagai upaya untuk melindungi diri terhadap paparan sinar UV, salah satunya yakni dengan menggunakan perlindungan buatan seperti tabir surya. Mekanisme kerja tabir surya dibagi menjadi 2 macam, yaitu pemblok fisik (physical blockers) dan penyerapan kimia (chemical absorber). Tabir surya dengan mekanisme penyerapan kimia terbagi menjadi dua golongan,yaitu anti UV A dan anti UV B. Senyawa anti UV A yang secara luas digunakan adalah avobenzone, sedangkan salah satu senyawa anti UV B yang popular dan sangat efektif dalam menghambat UV B adalah octyl methoxycinnamate. Kombinasi avobenzone dan octyl methoxycinnamate merupakan kombinasi anti UV A dan anti UV B yang digunakan secara luas. Namun demikian, kombinasi tersebut mengalami degradasi karena adanya paparan sinar UV. Strategi untuk mengatasi ketidakstabilan kombinasi avobenzone dan octyl methoxycinnamate adalah dengan penambahan photoprotective agent yakni vitamin E. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh vitamin E dan paparan sinar UV terhadap efektivitas in vitro krim tabir surya avobenzone dan octyl methoxycinnamate menggunakan analisis statistik One-Way Anova. Sediaan tabir surya kombinasi avobenzone dan octyl methoxycinnamate diformulasi dalam basis vanishing cream yang dimodifikasi. Sediaan krim tabir surya dibuat 4 macam formula yakni F(1), F(2), F(3), dan F(4). Tiap formula terdiri atas bahan aktif kombinasi avobenzone dan octyl methoxycinnamate (3% : 4%) dengan penambahan vitamin E (0%, 1%, 3%, 4%). Pada sediaan krim tabir surya dilakukan evaluasi meliputi pengujian sifat fisika kimia dan pengujian efektivitas in vitro. Pengujian sifat fisika kimia terdiri atas pengujian organoleptis, viskositas, pH, tipe krim, dan daya sebar, sedangkan pengujian efektivitas in vitro krim tabir surya terdiri atas pengujian SPF in vitro, % transmisi eritema, dan % transmisi pigmentasi. Berdasarkan hasil penelitian, pengujian sifat fisika kimia sediaan krim tabir surya kombinasi avobenzone dan octyl methoxycinnamate tanpa penambahan vitamin E dan dengan penambahan vitamin E memenuhi persyaratan yang diharapkan. Pada pengujian efektivitas in vitro, data pengujian dan analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan vitamin E pada F(2), F(3), dan F(4) dapat meningkatkan efektivitas in vitro krim tabir surya meliputi SPF in vitro, % TE, dan % TP jika dibandingkan dengan formula tanpa penambahan vitamin E yakni F(1). Peningkatan efektivitas in vitro krim tabir surya diikuti dengan peningkatan kategori produk. Namun, setelah dipaparkan sinar UV selama 120 menit, sediaan krim tabir surya avobenzone dan octyl methoxycinnamate dengan penambahan vitamin E menunjukkan adanya perbedaan efektivitas in vitro jika dibandingkan dengan sebelum paparan sinar UV. Hal ini dikarenakan bahan aktif mengalami fotodegradasi. Konsentrasi vitamin E yang dapat memberikan peningkatan efektivitas in vitro sediaan krim tabir surya avobenzone dan octyl methoxycinnamate yang terbaik meliputi peningkatan nilai SPF, penurunan % TE, dan penurunan % TP adalah vitamin E 3%. Apabila konsentrasi vitamin E ditingkatkan menjadi 4% akan mengalami penurunan efektivitas in vitro pada sediaan krim tabir surya. Hal ini dimungkinkan karena terjadi interaksi antara bahan aktif avobenzone dan octyl methoxycinnamate dengan vitamin E.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectVitamin Een_US
dc.subjectSinar UVen_US
dc.subjectKrim Tabir Surya Avobenzoneen_US
dc.titlePengaruh Vitamin E dan Paparan Sinar UV terhadap Efektivitas In Vitro Krim Tabir Surya Avobenzone dan Octyl Methoxycinnamateen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Pharmacy

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
112210101009Galuh Ajeng Probowati.pdf6.44 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools