Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/66011
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorTrapsilasiwi, Dinawati-
dc.contributor.advisorFatahillah, Arif-
dc.contributor.authorMaimunah, Siti-
dc.date.accessioned2015-12-03T01:20:28Z-
dc.date.available2015-12-03T01:20:28Z-
dc.date.issued2015-12-03-
dc.identifier.nim110210101055-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66011-
dc.description.abstractPemecahan masalah adalah jantung matematika, karenanya National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) telah merekomendasikan pemecahan masalah menjadi fokus utama dalam pembelajaran matematika. Kemampuan pemecahan masalah matematika seorang siswa tidak hanya tentang sejauh mana pengetahuan siswa, namun juga tentang bagaimana usaha siswa dalam menggunakan dan mengolah pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kesadaran siswa terhadap proses berpikirnya menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan siswa dalam memecahkan sebuah masalah yang dihadapi. Metakognisi adalah kemampuan secara sadar dalam memahami, mengelola, dan mengevaluasi proses berpikirnya. Adanya metakognisi dalam pemecahan masalah matematika akan membantu siswa menyadari kehadiran sebuah masalah yang perlu diselesaikan, sehingga siswa akan berusaha mengolah seluruh pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini menunjukkan peran penting metakognisi siswa dalam menghadapi sebuah masalah. SMK adalah salah satu jenjang sekolah menengah atas yang memiliki sistem khusus dalam pembelajarannya yaitu sistem kecakapan vokasi (Vocational Skill). Sistem ini mendidik siswa tidak hanya mampu menyelesaikan masalah yang disajikan di pembelajaran dikelas, namun juga mampu menghadapi masalah nyata yang terjadi saat melakukan praktek di lapangan. Sistem ini bertujuan untuk mencetak siswa yang ix tidak hanya handal dalam hal teoritis, namun juga handal dalam hal praktikal agar saat mereka sudah siap dengan lingkungan sekitar saat berada didunia kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana aktivitas dan tingkatan metakognisi siswa kelas XI KIA 1 SMKN 5 Jember dalam memecahkan masalah matematika yang diberikan dalam bentuk paket tes. Berdasarkan informasi yang didapat dari pihak sekolah dan guru kelas, kelas XI KIA 1 merupakan salah satu kelas yang aktif dalam pembelajaran matematika dikelas. Mayoritas dari siswa dikelas tersebut aktif dalam hal bertanya dan memberikan pendapat sehingga pembelajaran berjalan cukup baik dan seluruh siswa bisa mengikuti jalannya pembelajaran dengan baik. Namun hasil rata-rata ulangan mereka masih dibawah SKM (Standar Kelulusan Minimal). Dengan mengkaji metakognisi mereka, diharapkan akan membantu siswa di kelas XI KIA 1 untuk memaksimalkan pola pembelajarannya. Langkah awal dari penelitian ini adalah pembuatan instrumen penelitian berupa paket tes pemecahan masalah yang terdiri dari 4 soal uraian dengan materi fungsi komposisi beserta kunci jawaban dan pedoman penskoran, indikator aktivitas metakognisi, indikator tingkatan metakognisi, pedoman wawancara. Sebelum diberikan kepada subyek penelitian, paket tes tersebut divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Terdapat 3 validator yang memvalidasi yaitu 2 dosen P. Matematika UNEJ yang ahli dalam pemecahan masalah dan metakognsi, dan 1 guru matematika di kelas XI KIA. Setelah divalidasi dan dinyatakan valid, dilakukan uji coba dengan memberikan tes pemecahan masalah pada kelas XI KIA 2 SMKN 5 Jember sebanyak 2 kali untuk melihat validitas dan reliabilitas tiap butir soal yang diujikan. Berdasarkan hasil Uji validitas dan reliabilitas, tes dinyatakan valid dan reliabel dan siap untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Selanjutnya paket tes tersebut diberikan kepada subyek penelitian yaitu kelas XI KIA 1. Tes diikuti oleh 36 siswa dari kelas tersebut. x Berdasarkan skor tersebut, siswa dikelompokkan kedalam 3 kelompok yaitu kelompok siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan nilai standar deviasi dari skor itu sendiri. 2 siswa termasuk dalam kelompok berkemampuan tinggi, 29 siswa tergolong dalam kelompok berkemampuan sedang, dan 5 siswa tergolong dalam kelompok berkemampuan rendah. Dari tiap-tiap kelompok tersebut diambil 1 siswa untuk diwawancara. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai aktivitas dan tingkatan metakognisi siswa. Aktivitas metakognisi yang ditinjau meliputi aktivitas perencanaan, pemantauan, dan penilaian. Tingkatan metakognisi siswa yaitu tacit use, aware use, semi-strategic use, strategic use, semi-reflective use,dan reflective use. Aktivitas metakognisi ditinjau dari jawaban siswa saat menyelesaikan tes yang diberikan berdasarkan tahapan Polya. Tahapan Polya terdiri atas tahap memahami masalah, membuat rencana, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan menelaah kembali. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, siswa 1 dari kelompok berkemampuan rendah telah memiliki pemahaman yang baik terhadap masalah yang diberikan meski ia tidak selalu bisa menemukan hubungan antar informasi yang ada terutama jika informasi tersebut samar atau tidak secara detail tertulis. Siswa menyadari bahwa ia memerlukan sebuah alasan yang kuat dalam pemilihan strategi penyelesaian. Meski ia hanya menggunakan rencana penyelesaian yang diketahuinya, ia bisa memberikan alasan terkait pemilihan langkah-langkah tersebut. Namun ia tidak bisa mengembangkan langkah tersebut agar bisa digunakan untuk soal yang tingkat kesulitannya berbeda. ketiga aktivitas metakognisi tidak seluruhnya muncul pada tahap pemecahan masalah ketiga dan keempat. Siswa 1 menyadari kurangnya pemahaman pada beberapa materi yang menyebabkan ia tidak mampu menjalankan rencana penyelesaian dengan baik. Ia belum mampu mengembangkan strategi xi tersebut untuk menjawab masalah yang lebih sulit Pada tahap menelaah kembali, ia hanya mampu mengembangkan rencana untuk melakukan uji solusi tanpa benarbenar memantau dan mengevaluasinya. Siswa 1 termasuk kedalam tingkatan metakognisi aware use. Siswa 2 dari kelompok berkemampuan sedang termasuk dalam kategori Strategic-use karena ia telah mampu berpikir secara metakognitif pada 3 tahap pemecahan masalah. Pada tahap memahami masalah dan membuat rencana penyelesaian, ketiga aktivitas metakognisi telah ada dalam proses berpikirnya. Pada tahap menyelesaikan masalah sesuai rencana, ia telah mampu melakukan pengembangan rencana dengan baik. Ia juga mampu memonitor pekerjaannya dengan baik. Hal ini ditunjukkan saat ia menyadari adanya kesalahan pada hasil kerjanya. Kemampuannya dalam melakukan evaluasi juga baik, meski sikap terburu-buru akan mengganggu konsentrasinya dalam melakukan penilaian. Untuk tahap keempat yaitu menelaah kembali, meski ia mampu mengembangkan sebuah rencana untuk melakukan uji solusi, namun tidak detailnya rencana tersebut menunjukkan bahwa siswa 2 belum mampu memantau dan menilai proses berpikirnya pada tahap ini. Siswa 3 dari kelompok siswa berkemampuan tinggi telah berpikir secara metakognitif pada ketiga tahap awal pemecahan masalah. Ia mampu mengembangkan perencanaan dan memantaunya dengan baik. Ia juga dapat mengevaluasi proses berpikirnya sehingga ia bisa memperbaiki kesalahan yang ada pada hasil kerjanya. Ia juga mampu mengembangkan rencana untuk uji solusi secara menyeluruh terhadap hasil kerjanya. Ia tidak hanya berfokus pada hasil akhir namun juga pada proses pengerjaan meski uji solusi yang dilakukannya hanya dengan menghubungkan antara hasil yang didapat dengan informasi yang diketahui pada soal. Ia belum mampu menyajikan sebuah strategi berbeda dalam menyelesaikan sebuah masalah. Maka dari itu, belum dapat dipastikan apakah siswa bisa melakukan evaluasi dengan baik dalam tahap ini jika metode uji solusi yang biasa digunakannya tidak mampu membawanya pada kesimpulan akhir yang dibutuhkan. Karenanya, pengenalan berbagai strategi pemecahan masalah berbeda dalam pembelajaran dikelas sangat diperlukan. Siswa 3 tergolong dalam tingkatan semi-reflective use.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectMasalah Matematikaen_US
dc.titleANALISIS METAKOGNISI SISWA KELAS XI KIA 1 SMKN 5 JEMBER DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA POKOK BAHASAN FUNGSI KOMPOSISIen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Teacher Training and Education

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
110210101055_Siti Maimunah.pdf2.61 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools