Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/66005
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Wati, Dwi Martiana | - |
dc.contributor.advisor | Prasetyowati, Irma | - |
dc.contributor.author | Pratiwi, Rofy Anggi | - |
dc.date.accessioned | 2015-12-03T01:13:31Z | - |
dc.date.available | 2015-12-03T01:13:31Z | - |
dc.date.issued | 2015-12-03 | - |
dc.identifier.nim | 112110101091 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66005 | - |
dc.description.abstract | Menurut BKKBN pernikahan dini merupakan pernikahan yang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun. Pernikahan ideal adalah usia 21 sampai 25 tahun. Pernikahan dini di Indonesia tergolong tinggi dan menempati urutan ke-37 dari 63 negara di dunia. Pada tahun 2014 di Kabupaten Jember sebanyak 3170 atau sebesar 24 persen pernikahan terjadi pada wanita berusia kurang dari 20 tahun. Kecamatan Sukowono merupakan daerah yang memiliki jumlah pernikahan dini terbanyak di Kabupaten Jember yaitu sebanyak 218 pada bulan Januari-September 2014. Pernikahan dini dapat mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan. Salah satu permasalahan tersebut yakni secara biologis wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar dapat melahirkan anak lebih banyak daripada yang menikah diatas 20 tahun. Selain itu risiko komplikasi dapat terjadi saat kehamilan dan persalinan pada usia muda karena tingkat emosionalnya masih labil dan organ reproduksinya juga belum kuat untuk melakukan proses persalinan, sehingga berperan meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Peningkatan Total Fertility Rate (TFR) juga dapat terjadi akibat pernikahan dini. TFR pada beberapa tahun terakhir mengalami stagnasi dan ASFR meningkat. Hal ini merupakan akibat dari melemahnya program KB. Apabila tidak dilakukan pengaturan kehamilan melalui program keluarga berencana (KB) akan mempengaruhi tingkat fertilitas di Indonesia. Penggunaan kontrasepsi menjadi sangat penting untuk menjarangkan, membatasi dan menunda kehamilan. Proporsi penggunaan KB pada kelompok berisiko (wanita kawin usia 15-19 tahun) masih rendah yaitu sebesar 46 persen dan belum memenuhi target RPJM 2014 sebesar 60,1 persen. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis preferensi penggunaan kontrasepsi pada pasangan pernikahan dini di Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. viii Penelitian dilaksanakan dengan rancangan case control. Wawancara dilaksanakan pada 78 responden yang terdiri dari kelompok kasus sebanyak 26 responden menggunakan kontrasepsi dan kelompok kontrol sebanyak 52 responden tidak menggunakan kontrasepsi. Teknik pengambilan sampel dengan cara simple random sampling. Wawancara menggunakan kuisoner dilakukan untuk memperoleh informasi tentang variabel-variabel yang diteliti. Variabel bebas penelitian dikelompokkan menjadi 3 faktor berdasarkan teori perilaku Lawrence Green yaitu faktor predisposisi (usia menikah pertama kali, pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, pengetahuan, sikap terhadap keluarga berencana, jumlah anak yang diinginkan); faktor pemungkin (jarak ke pusat pelayanan, keterpaparan dengan media massa, informasi dari petugas kesehatan) dan faktor penguat (dukungan suami). Hasil penelitian menyatakan distribusi pengguna kontrasepsi berdasarkan metode/alat kontrasepsi menunjukkan bahwa pada kelompok kasus sebagian besar menggunakan metode kontrasepsi suntik sebesar 85%. Berdasarkan analisis bivariabel menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi pada pasangan pernikahan dini dapat ditentukan oleh usia menikah pertama kali (OR = 5,952; 95%CI = 1,069-33,148) dan pengetahuan (OR = 0,333; 95%CI = 0,124-0,899). Berdasarkan analisis Mantel Haenszel menunjukkan bahwa variabel pendapatan keluarga, dukungan suami, dan jumlah anak yang diinginkan merupakan variabel perancu bagi hubungan penggunaan kontrasepsi dengan usia menikah pertama kali (risk difference >15%). Sementara variabel pendapatan keluarga, keterpaparan dengan media massa, dan informasi dari petugas kesehatan merupakan variabel perancu bagi hubungan antara penggunaan kontrasepsi dengan pengetahuan (risk difference >15%). Uji faktor yang dominan terhadap penggunaan kontrasepsi pada pasangan pernikahan dini dengan regresi logistik menunjukkan bahwa usia menikah pertama kali (OR = 48,875; 95%CI = 3,151-758,140), pengetahuan (OR = 0,271; 95%CI = 0,083-0,885), jumlah anak yang diinginkan (OR = 6,569, 95%CI = 1,078-40,030), dan keterpaparan dengan media massa (OR = 5,355; 95%CI = 1,504-19,063). | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.subject | PENGGUNAAN KONTRASEPSI | en_US |
dc.subject | PASANGAN PERNIKAHAN DINI | en_US |
dc.title | PREFERENSI PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN SUKOWONO KABUPATEN JEMBER | en_US |
dc.type | Undergraduat Thesis | en_US |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Public Health |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
112110101091_Rofy Anggi Pratiwi.pdf | 3.45 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools