Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/65918
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSusanto-
dc.contributor.advisorDiah S.L., Nurcholif-
dc.contributor.authorNgiza, Lila Na’imatul-
dc.date.accessioned2015-12-02T08:16:08Z-
dc.date.available2015-12-02T08:16:08Z-
dc.date.issued2015-12-02-
dc.identifier.nim110210101033-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65918-
dc.description.abstractMatematika memiliki peran baik dalam berbagai budaya, tepatnya pada kebiasaan suatu suku atau masyarakat maupun dalam hal adat istiadatnya. Namun. masyarakat kurang menyadari bahwa dalam sebagian aktivitas mereka terdapat aktivitas matematika. Fakta tersebut sangat bertentangan dengan fungsi matematika sesungguhnya yang diungkapkan Ekawati (2011) yaitu untuk mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur, menurunkan rumus, dan menggunakan rumus matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa adanya keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari. Keterkaitan antara keduanya dikenal sebagai etnomatematika. Etnomatematika merupakan matematika yang berkaitan dengan aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari pada suatu kelompok budaya tertentu. Pada penelitian ini, daerah yang dipilih adalah daerah Jember bagian selatan tepatnya di Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember. Aktivitas yang dipilih adalah aktivitas para petani yang meliputi aktivitas membilang, menghitung, dan mengukur. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan etnografi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui observasi, wawancara dengan 7 orang petani. Setelah data hasil observasi dan wawancara diperoleh dan dianalisis, maka diperoleh informasi bahwa terdapat aktivitas matematika pada saat petani di Desa Sukoreno melakukan kegiatan bertani. Aktivitas tersebut meliputi aktivitas membilang, menghitung, dan mengukur. Aktivitas yang paling sering muncul adalah aktivitas menghitung. Aktivitas menghitung pertama muncul pada saat memperkirakan jumlah ix benih padi dan bibit jeruk berupa konsep perbandingan senilai. Selain itu ada aktivitas menghitung lainnya yang muncul pada kegiatan tersebut, yaitu operasi penjumlahan, perkalian, dan pembagian. Konsep perkalian yang digunakan oleh petani masyarakat Jawa terbagi menjadi 3, yaitu dengan menjumlahkan, mengalikan bilangan dimulai dari depan (mulai dari nilai terbesar), dan mengalikan bilangan dimulai dari belakang (nilai satuan). Konsep penjumlahan yang digunakan para petani sudah sesuai dengan konsep yang diajarkan pada buku ajar yaitu dengan menjumlahkan nilai satuan terlebih dahulu kemudian nilai puluhan, dan seterusnya. Konsep perkalian yang dihitung dengan cara penjumlahan berbeda dengan konsep yang diajarkan. Apabila ada perkalian antara x dan y, cara yang digunakan petani adalah dengan menjumlahkan x sebanyak y, sedangkan konsep perkalian yang diajarakan adalah menjumlahkan y sebanyak x. Konsep pembagian yang digunakan yaitu dengan cara pembagian bersusun atau porogapit. Aktivitas menghitung berupa konsep perbandingan senilai juga muncul pada pengaruh luas lahan dengan jumlah pekerja tetap terhadap waktu yang dibutuhkan. Selain itu, pada pengaruh jumlah pekerja yang bekerja pada sawah yang luasnya tetap terhadap waktu yang dibutuhkan, terdapat konsep perbandingan berbalik nilai. Pada perhitungan jumlah pekerja yang membuat punthukan terdapat aktivitas menghitung berupa operasi pembagian. Aktivitas menghitung berupa operasi perkalian, penjumlahan dan pembagian juga muncul pada perhitungan upah untuk pekerja. Pada perhitungan panjang blak terdapat operasi perkalian, sedangkan pada perhitungan biaya pengeluaran terdapat operasi penjumlahan. Perhitungan jumlah pupuk yang diberikan pada pemupukan pertama tanaman jeruk terdapat aktivitas menghitung berupa konsep pembulatan, pengubahan satuan berat, dan operasi pembagian. Selain aktivitas menghitung, aktivitas membilang juga muncul pada penyebutan luas sawah yang saling berkaitan dan penyebutan nilai tempat. Aktivitas yang terakhir yaitu aktivitas mengukur yang muncul pada perkiraan jumlah bibit jeruk, pada saat menanam padi dan jeruk, serta pada saat menyebutkan ukuran dan luas sawah.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEtnomatematikaen_US
dc.titleIdenifikasi Aktivitas Etnomatematika Petani pada Masyarakt Jawa di Desa Sukorenoen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Teacher Training and Education

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
110210101033_Lila Na’imatul Ngiza.pdf3.91 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools