Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/65687
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorRestanto, Didik Pudji-
dc.contributor.advisorAsyiah, Iis Nur-
dc.contributor.authorParmana, Deni-
dc.date.accessioned2015-12-02T02:58:26Z-
dc.date.available2015-12-02T02:58:26Z-
dc.date.issued2015-12-02-
dc.identifier.nim110210103033-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65687-
dc.description.abstractTembakau merupakan tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tembakau cerutu atau dikenal dengan tembakau Deli merupakan tembakau primadona sebagai tembakau cerutu karena memiliki kualitas terbaik di dunia. Tembakau cerutu di Indonesia berpusat pada tiga areal yaitu di Deli (Sumatera Utara), Klaten (Jawa Tengah), dan Eks Karesiden Besuki (Jawa Timur). Tembakau yang dihasilkan merupakan tembakau untuk pengisi cerutu (filler), pembalut cerutu (bladder) dan pembungkus cerutu (wrapper). Penggunaan tembakau untuk pembuatan cerutu membutuhkan daun yang seragam dari segi aroma, kualitas, rasa, dan ukuran daunnya. Oleh karena itu diperlukan teknik pembudidayaan yang tepat agar diperoleh daun tembakau yang seragam dan berkualitas. Selama ini, pembudidayaan tanaman tembakau dilakukan secara konvensional, yaitu pembibitan melalui biji. Pembibitan melalui biji menghasilkan sifat-sifat genetik individu yang heterogen dan tidak sama persis dengan induknya. Salah satu alternatif pembudidayaan tembakau dalam jumlah besar dengan waktu yang relatif singkat, dan memperoleh keturunan yang sama persis dengan induknya, dapat dilakukan sewaktu-waktu dan tidak bergantung dengan musim adalah melalui teknik in vitro (kultur jaringan). Pembudidayaan secara in vitro juga menjadi alternatif yang tepat untuk memenuhi kebutuhan daun tembakau dalam skala besar dan cepat. Keberhasilan kultur jaringan tergantung dari beberapa faktor, salah satu faktor paling penting yaitu pemberian ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan. ZPT yang sering digunakan dalam kultur jaringan adalah jenis auksin dan sitokinin. Keseimbangan penggunaan ZPT pada tanaman dapat mengatur pertumbuhan tunas dan kalus baik secara langsung maupun secara tidak langsung. ZPT 2,4-D x merupakan salah satu ZPT yang digunakan untuk merangsang terjadinya proses kalogenesis dan embriogenesis baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Namun pengkajian tentang variasi konsentrasi 2,4-D untuk mengoptimalkan embriogenesis secara langsung untuk tanaman tembakau masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ZPT 2,4-D terhadap induksi kalus daun tembakau dan untuk mengetahui konsentrasi optimal ZPT 2,4-D yang memberikan induksi kalus terbaik pada daun tanaman tembakau. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yaitu Induksi kalus dan induksi tunas. Tahap pertama yakni tahap induksi kalus dengan satu faktor tunggal yaitu variasi konsentrasi 2,4-D dalam media MS yang terdiri dari 5 taraf konsentrasi, yaitu: 0 ppm; 0,5 ppm; 1,0 ppm; 1,5 ppm; 2,0 ppm dan masing-masing taraf konsentrasi terdiri dari 5 kali ulangan. Penelitian kemudian dilanjutkan pada tahap induksi tunas dengan pemberian 0,5 ppm BAP yang terdiri dari 5 kali ulangan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA). Apabila terdapat perbedaan yang nyata di antara perlakuan-perlakuan tersebut, maka analisis akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ZPT 2,4-D terhadap induksi kalus tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.). Sedangkan konsentrasi optimal ZPT 2,4-D yang memberikan pertumbuhan terbaik terhadap induksi kalus tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) adalah pada konsentrasi 1,5 ppm yaitu kalus berhasil terbentuk pada 24,4 hari.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectInduksi Kalusen_US
dc.titlePENGARUH KONSENTRASI HORMON 2,4-D (2,4-Dichlorophenoxyacetic acid) TERHADAP INDUKSI KALUS DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) MELALUI KULTUR IN VITROen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Teacher Training and Education

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
110210103033_Deni Parmana.pdf2.34 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools