Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/65567
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMerry Ch, Dwi-
dc.contributor.advisorHarmono, Happy-
dc.contributor.authorAlam, Choiril Faizol-
dc.date.accessioned2015-12-01T08:24:29Z-
dc.date.available2015-12-01T08:24:29Z-
dc.date.issued2015-12-01-
dc.identifier.nim111610101021-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65567-
dc.description.abstractStres merupakan segala aksi tubuh manusia terhadap segala rangsangan, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam tubuh itu sendiri. Stres disebabkan oleh stresor. Macam-macam stresor dapat berupa rangsangan fisik, kimia, fisiologis, psikologis, dan sosial. Seseorang yang terpapar stresor terus menerus dan berlebihan maka keseimbangan metabolisme di dalam tubuh akan terganggu sehingga dapat menimbulkan penyakit pada rongga mulut. Sehingga perlu dilakukan penelitian eksperimental laboratoris menggunakan hewan coba yang dapat menjelaskan hubungan sebab akibat antara ketebalan serat kolagen dengan stres secara jelas. Stresor yang diberikan merupakan stresor renjatan listrik yang diberikan dengan menggunakan alat yang diadaptasi dari “electrical foot shock” dengan cara mengalirkan arus listrik melalui lempeng yang terbuat dari kawat stainless steel di dasar kandang perlakuan. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian eksperimental laboratoris menggunakan hewan coba yang bertujuan untuk menganalisis kepadatan serat kolagen pada ligamen periodontal tikus Sprague- Dawley setelah terpapar stresor renjatan listrik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post test only control group design, yaitu melakukan observasi atau pengukuran setelah perlakuan. Sampel yang digunakan sebanyak 24 ekor tikus Sprague-Dawley yang terbagi dalam 4 kelompok, yaitu kelompok tanpa pemberian stresor renjatan listrik (P0), kelompok dengan pemberian stresor renjatan vii listrik selama 7 hari (P1), kelompok dengan pemberian stresor renjatan listrik selama 14 hari (P2), dan kelompok dengan pemberian stresor renjatan listrik selama 28 hari (P3). Sampel dikorbankan pada hari ke-7 untuk P0 dan P1, hari ke 14 untuk P2, dan hari ke-28 untuk P3 kemudian dilanjutkan pengambilan jaringan, pembuatan preparat menggunakan pengecatan Trichrome Mallory serta pengukuran kepadatan serat kolagen. Hasil uji Kruskal-Wallis terdapat perbedaan bermakna pada tiap kelompok kemudian dilanjutkan uji Mann-Whitney didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna mengenai kepadatan serat kolagen antar kelompok perlakuan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kepadatan serat kolagen pada ligamen periodontal tikus Sprague-Dawley antara kelompok tanpa pemberian stresor renjatan listrik dibandingkan kelompok dengan pemberian stresor renjatan listrik selama 7 hari, selama 14 hari, dan selama 28 hari.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectSERAT KOLAGENen_US
dc.subjectLIGAMEN PERIODONTAL TIKUSen_US
dc.titleANALISIS KEPADATAN SERAT KOLAGEN PADA LIGAMEN PERIODONTAL TIKUS Sprague-Dawley SETELAH TERPAPAR STRESOR RENJATAN LISTRIKen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Dentistry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
111610101021_Choiril Faizol Alam.pdf3.65 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools