Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/64792
Title: IbM KADER DOKTER GIGI KECIL SEKOLAH DASAR
Authors: Hestieyonini, Hestieyonini; drg. M.Kes.
Kiswaluyo, Kiswaluyo; drg. M.Kes.
Meilawaty, Zahara; drg., M.Kes.
Keywords: IbM Pendanaan 2014
Issue Date: 24-Nov-2015
Series/Report no.: Mandiri;
Abstract: RINGKASAN Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu hal yang penting, maka usaha perawatan kesehatan gigi dan mulut perlu dibina sejak dini. Target atau sasaran pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada kelompok atau populasi umur tertentu sangat menentukan keberhasilan suatu program kesehatan. Salah satu rangkaian program tersebut adalah usaha pembentukan kader-kader dokter gigi kecil yang merupakan bagian dari Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), keberadaannya perlu mendapat perhatian secara maksimal (Houwink et al, 1993). Kader dokter gigi kecil sekolah adalah seorang individu yang teroganisir dalam kurun waktu tertentu dan selama itu kualitasnya terus ditingkatkan guna mencapai suatu tujuan yaitu peningkatan kualitas kesehatan gigi dan mulut (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1999). Hal yang mendasari pentingnya kegiatan pelatihan dokter gigi kecil adalah golongan masyarakat usia sekolah (6-18tahun) yang merupakan bagian yang besar dari penduduk Indonesia (+ 29%), diperkirakan 50% dari jumlah tersebut adalah anak-anak sekolah, anak-anak dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan sehingga masih mudah dibina dan dibimbing (Entjang, 2000). SD Ambulu I dan SD Yos Sudarso merupakan sekolah Dasar yang terletak di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Kegiatan UKGS di kedua SD tersebut ada tapi tidak rutin. Data awal menunjukkan rata-rata nilai pretest SD Ambulu I sebesar 60.67 dan SD Yos Sudarso sebesar 64.6. Nilai ini masih dibawah standart. Data lain yang menunjang adalah hasil survey yang telah dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi yang melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) tahun 2012 tahun akademik 2012/2013 yaitu menunjukkan nilai DMF-t pada kedua Sekolah Dasar tersebut kategor tinggi yaitu sebesar 6,2 untuk SD Ambulu I dan 5,1 untuk SD Yos Sudarso.Metode yang dilaksanakan adalah pembentukan kader, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, pelatihan dan pendampingan. Jumlah kader dari kedua SD tersebut adalah 24 siswa yang terdiri dari kelas 3, 4 dan 5. Metode penyuluhan yang digunakan adalah ceramah, demonstrasi dan permainan anak ular tangga. Alat bantu yang digunakan adalah model gigi, pster, alat peraga dan mainan ular tangga. Target dan luaran yang dicapai pada pengabdian ini adalah: 1) Meningkatnya pengetahuan kader dokter gigi kecil tentang kesehatan gigi dan mulut dan ketrampilan dokter gigi kecil dalam melakukan pemeriksaan gigi dan mulut sederhana. Pengetahuan dan ketrampilan ini disebarluaskan pada siswa lainnya atau masyarakat di lingkungannya.2) Meningkatnya status kesehatan gigi dan mulut dan perilaku 4 (pengetahuan, sikap, tindakan) siswa sekolah dasar sehingga dapat mendukung kesehatan umum. .3)Produk “Modul Kesehatan Gigi dan Mulut untuk Kegiatan UKGS”.4) Produk “Buku Komunikasi kesehatan Gigi dan Mulut Siswa (BK2GMS)”.5) Sertifikat pelatihan kader dokter gigi kecil. Ini sebagai bukti bahwa siswa tersebut telah melakukan pelatihan kader dokter gigi sekolah, sekaligus memberikan penghargaan pada siswa tersebut. 6) Laporan akhir dan artikel yang akan dimasukkan sebagai publikasi ilmiah pada jurnal terakreditasi setelah pengabdian. Kesimpulan Kegiatan pengabdian yang diikuti 24 kader dokter gigi kecil , terdiri dari 18 kader dari siswa SD Ambulu I dan 6 kader dari siswa SD Yos Sudarso. Mereka berpartisipasi dalam pelaksanaan program ini dengan mengikuti kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Pengetahuan dan keterampilan para kader dokter gigi kecil tentang kesehatan gigi dan mulut sudah mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai pre tes 53,62 menjadi 87,78 di SD Ambulu I dan nilai pre tes 55,8 menjadi 85, 7 di SD Yos Sudaro. Hasil pemeriksaan Indeks Kebersihan Gigi dan Mulut yang dilakukan setelah penyuluhan dan pelatihan didapatkan skor 0,17 (kategori baik) di desa Ambulu dan skor 0,14 (kategori baik) di SD Yos Sudarso. Setelah kegiatan ini selesai kader dokter gigi kecil dapat melakukan transfer knowledge kepada temanteman di sekolah maupun lingkungan di rumah, sehingga status kesehatan gigi dan mulut menjadi lebih baik.
URI: http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/64792
Appears in Collections:CSR-Hibah Ditlitabmas - IbM

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
drg. HESTIEYONINI HADNYANAWATI M.Kes - 0001067309.pdf1.92 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.