Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/6391
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorAgus Eka Mahendra-
dc.date.accessioned2013-12-09T02:11:34Z-
dc.date.available2013-12-09T02:11:34Z-
dc.date.issued2013-12-09-
dc.identifier.nimNIM070110201046-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6391-
dc.description.abstractKarya sastra merupakan hasil imajinasi dan kreativitas pengarang. Untuk menciptakan karya sastra diperlukan kepekaan pengarang, pandangan hidup dan ideide yang tinggi dari pengarang, diolah dengan menggunakan kemampuan intelek, kepekaan intuisi dan ketajaman imajinasi sehingga mampu menghasilkan karya sastra yang bernilai. Penghayatan pengarang dalam memahami kehidupan menentukan hasil karyanya. Menurut Semi (1988:11), karya sastra adalah seni yang harus diciptakan dengan sesuatu daya kreativitas. Kreativitas itu tidak hanya dituntut dalam upaya melahirkan pengalaman batin berbentuk karya sastra. Ia harus pula kreatif dalam memilih unsur-unsur terbaik pengalaman hidup manusia yang dihayatinya. Sastra menyajikan masalah-masalah kehidupan yang kompleks. Menurut Wellek dan Warren (1990:109), sastra adalah institusi sosial yang memakai medium bahasa. Teknik-teknik sastra tradisional seperti simbolisme dan mantra bersifat sosial karena merupakan konvensi dan norma masyarakat. Lagi pula masyarakat menyajikan kehidupan, sebagian besar terdiri atas kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga meniru alam dan dunia subjektif manusia. Ada tiga jenis karya sastra yaitu drama, puisi, dan prosa. Prosa dalam pengertian kesusastraan juga disebut fiksi (fiction), teks naratif (narrative text), atau wacana naratif (naratif discource) (dalam pendekatan struktural dan semiotik). Istilah fiksi dalam konteks ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal itu disebabkan fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak mengarah pada kebenaran sejarah (Abraham dalam Nurgiyantoro, 2000:2). Fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Walaupun berupa khayalan, bukan berarti karya fiksi dianggap sebagai kerjaen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070110201046;-
dc.subjectKajian Psikologi Anak, Novelen_US
dc.titleKAJIAN PSIKOLOGI ANAK DALAM NOVEL SINAR KARYA AGUK IRAWAN MNen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Agus Eka Mahendra.pdf95.29 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools