Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/63617
Title: PERKEMBANGAN KESENIAN SISINGAAN DI KABUPATEN SUBANG TAHUN 1955-2013
Authors: Jilly Nuari Dewi
Sumarno
Sumarjono.
Keywords: Kebudayaan
Kesenian,
Sisingaan
Issue Date: 2015
Publisher: UNEJ
Abstract: Latar belakang penelitian ini adalah kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dijadikan milik diri manusia. Kesenian lahir dan berkembang dari kreativitas masyarakat yang terbentuk dari keadaan sosial ekonomi, letak geografis dan pola kegiatan keseharian. Kesenian Sisingaan merupakan sebuah kesenian di Kabupaten Subang. Kesenian Sisingaan adalah kesenian khas Kabupaten Subang berupa patung boneka yang menyerupai singa sebagai simbol dari dua negara Belanda dan Inggris. Lahirnya Sisingaan merupakan bentuk perlawanan secara tertutup atau ungkapan sindiran terhadap penjajah. Tahun  1900an bentuk  penyajian Sisingaan mengalami perubahan penyajian, gerak dan unsur pendukung. Perubahan terhadap kesenian Sisingaan tahun 1955-2013 mengakibatkan Sisingaan terus berkembang. Dampak perkembangan terhadap kesenian Sisingaan salah satunya menyesuaikan dengan lingkungan agar tetap berkembang di zaman modern, perubahan diantaranya terhadap patung singa, busana, iringan musik, gerakan, fungsi, pertunjukan hingga berkembanganya grup-grup Sisingaan di Kabupaten Subang. Fungsi Sisingaan tidak lepas dari adanya penjajah di Kabupaten Subang, sebelum tahun 1955 fungsi Sisingaan yaitu sebagai alat perjuangan untuk mengusir penjajah dan upacara ritual khitanan anak sunat. Pada tahun 1955-2013 kesenian Sisingaan menjadi multifungsi yaitu sebagai penyambutan tamu, peresmian gedung, pertunjukan, dan festival. Makna kesenian Sisingaan terdapat pada boneka singa, pengusung & anak diatas singa, pengiring musik, dan gerakan. Artinya boneka singa merupakan lambang penjajah yaitu Belanda dan Inggris. Lambang singa digunakan sebagai ketegasan, kekuatan, kegarangan dalam melawan penjajah. Pengusung merupakan rakyat Subang yang tertindas oleh Penjajah, sedangkan anak di atas singa merupakan generasi muda yang mampu melawan penjajah yang iringi dengan musik salah satu cara memberikan semangat dalam melawan Belanda dan inggris. Gerakan yang dimainkan di kesenian Sisingaan ungkapan pantang menyerah dan selalu mencari segala cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
URI: http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/63617
Appears in Collections:SRA-Education

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
JILLY NUARI DEWI.pdf302.93 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.