Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/62434
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorSuhartini-
dc.date.accessioned2015-04-30T04:49:25Z-
dc.date.available2015-04-30T04:49:25Z-
dc.date.issued2015-04-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62434-
dc.descriptionInfo lebih lanjut hub: Lembaga Penelitian Universitas Jember Jl. Kalimantan No.37 Telp. 0331-339385 Fax. 0331-337818 Jemberen_US
dc.description.abstractAdanya gangguan pada komponen stomatognati seperti berkurangnya kontak oklusal gigi akan menyebabkan terjadinya kelainan disharmoni oklusi. Disharmoni oklusi dikenali tubuh sebagai stresor yang mempengaruhi homeostasis didalam tubuh, terutama pengeluaran hormon kortikosteron dan mineral tulang.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kortikosteron dan minral kalsium-fosfor dalam serum tikus yang mengalami kelainan disharmoni oklusi. Metode. Penelitian dilakukan pada tikus 3 ekor tikus putih jantan Sprague dawley untuk masing-masing kelompok. Pada kelompok perlakuan dilakukan pengurangan oklusal di seluruh gigi molar sebesar 2 mm. Sedangkan untuk kelompok kontrol tidak dilakukan apa-apa. Pada hari ke-1, ke-7, ke-14 dan ke-21 dilakukan pengambilan darah melalui vena infraorbita sebanyak 2 cc. Identifikasi kadar kortikosteron dilakukan melalui serum dengan teknik Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Pengukuran kadar kalsium-fosfor dengan spektrofotometer. Hasil. Hasil uji anova pada kadar kortikosteron menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar kelompok (p<0.05). Uji Tukey HSD menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol hari ke-1 dengan kelompok perlakuan hari ke-7 (p<0.05). Uji Anova pada kadar kalsium menunjukkan perbedaan yang signifikan sedangkan kadar fosfor tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p>0.05). Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan hari ke-21 dengan semua kelompok kontrol juga dengan kelompok perlakuan pada hari ke-7 dan hari ke-21 (p<0.05). Kesimpulan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar kortikosteron dan kalsium pada serum tikus yang mengalami kelainan disharmoni oklusi. Keyword: disharmoni oklusi, kortikosteron, kalsium, fosforen_US
dc.publisherFKG'14en_US
dc.relation.ispartofseriesPemula;165-
dc.subjectdisharmoni oklusien_US
dc.subjectkortikosteronen_US
dc.subjectkalsiumen_US
dc.subjectfosforen_US
dc.titleIDENTIFIKASI KADAR KORTIKOSTERON DAN KALSIUM-FOSFOR DALAM SERUM TIKUS DENGAN KELAINAN DISHARMONI OKLUSIen_US
Appears in Collections:LRR-Hibah Dosen Muda/Pemula

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
suhartini_pemula_boptn_165.pdf273.72 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.