Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/56743
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorAtik Rahmawati-
dc.date.accessioned2014-04-04T00:10:45Z-
dc.date.available2014-04-04T00:10:45Z-
dc.date.issued2014-04-04-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/56743-
dc.descriptionhttp://jurnalmaritim.com/2014/16/724/suku-laut-ketika-penguasa-laut-harus-hidup-permanenen_US
dc.description.abstractAPABILA beberapa orang masih meragukan kebenaran nenek moyang bangsa dengan label ‘pelaut’, tidak demikian dengan komunitas Suku (Orang) laut. Suku Laut merupakan komunitas adat yang hidup mengembara di laut. Berdasarkan literatur The National Museum of Singapore dalam ringkasan laporan pendataan masyarakat terasing di daerah perbatasan Riau oleh Departemen Sosial (1998) disebutkan, sebagian besar hidup bermukim di Provinsi Kepulauan Riau. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar perlunya campur tangan pemerintah melalui Program Perberdayaan Komunitas Suku Laut dengan salah satu output dari pelaksanaan program adalah bermukimnya secara permanen komunitas di pulau Bertam, Kota Batam. Program ini diyakini sebagai program unggulan pemerintah, dengan pelaksana program di bawah koordinasi Departemen Sosial serta merupakan proyek percontohan pembinaan Suku Laut melalui peran serta masyarakat, kerjasama Depsos RI dengan organisasi sosial, yaitu Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (KKKS) Batam yang sebelumnya bernama Forum Komunikasi Dan Konsultasi Sosial (FKKS) Batam.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectSuku Lauten_US
dc.titleSuku Laut, Ketika Penguasa Laut Harus Hidup Permanenen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Suku Laut.pdf125.81 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.