Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/2809
Title: PENGARUH SARI KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP APOPTOSIS SEL KANKER KOLON PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI 7,12-Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA)
Authors: Ellen Siska Susanti NIM 082010101020
Ellen Siska Susanti
Keywords: sari kedelai ,sel kanker
Issue Date: 3-Dec-2013
Series/Report no.: 082010101020;
Abstract: Terjadinya kegagalan terapi pada kebanyakan kanker yang diakibatkan oleh tingginya toksisitas sistemik dan timbulnya resistensi dari agen kemoterapi, mendorong para peneliti untuk mencari agen kemopreventif baru dengan efek toksisitas sistemik yang rendah untuk meminimalisir terjadinya kegagalan terapi kanker (Bredel, 2001). Salah satu usaha menemukan agen kemopreventif baru adalah melalui penelitian terhadap tanaman obat yang digunakan secara tradisional oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya kanker. Salah satu kandidat yang berkhasiat sebagai antikanker adalah tanaman kedelai (Glycine max L.) (Koswara, 2006). Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan spesies tumbuhan yang termasuk dalam famili Papilionaceae. Senyawa tumbuhan ini dilaporkan mempunyai sifat antikanker, antara lain : inhibitor protease, phitat, saponin, phitosterol, asam lemak omega-3 dan isoflavon. Di antara antikanker tersebut, perhatian terbesar ditujukan kepada isoflavon (Koswara, 2006). Isoflavon, senyawa fitoestrogen dapat menghambat pertumbuhan sel kanker atau tumor (Kurahashi et al., 2007). Jenis senyawa isoflavon ini terutama adalah genistein, daidzein, dan glisitein (Ayuningtias, 2009). Penghambatan sel kanker oleh genistein dicapai melalui mekanisme penghambatan regulasi siklus sel yang menyebabkan ekspresi gen abnormal menurun sehingga menginduksi apoptosis sel abnormal (Peterson et al, 1997). Di samping berkhasiat antikanker, tanaman kedelai berpotensi dalam menurunkan insidensi osteoporosis (Koswara, 2006) dan resiko penyakit cardiovascular seperti penyakit jantung dengan membantu menurunkan kadar kolesterol darah (Messina, et al. 2002, Johnston, 2003, Yildiz, 2005). Secara in vitro, sari kedelai terbukti dapat menghambat proses karsinogenesis (Pawiharsono, 2008). Berdasarkan hal tersebut, kedelai berpotensi sebagai agen kemopreventif baru termasuk untuk kanker kolon, maka dilakukan penelitian ilmiah lebih lanjut untuk mengetahui apakah sari kedelai (Glycine max L.) mempunyai pengaruh terhadap apoptosis sel kanker kolon pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi 7,12Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA. Jenis penelitian ini adalah true experimental laboratories (Pratiknya, 2003) dengan desain Post Test Only Control Group Design. Pemilihan subjek penelitian untuk pengelompokan dan pemberian perlakuan dengan menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) (Notoatmodjo, 2002) dengan 2 kelompok kontrol, yaitu kontrol negatif (pur dan aquadest) dan kontrol positif (DMBA) serta 3 kelompok perlakuan, yaitu P 1 (sari kedelai dosis 5 mg/hari), P (sari kedelai dosis 10 mg/hari), dan P 3 (sari kedelai dosis 20 mg/hari). viii 2 Berdasarkan penelitian ini sari kedelai (Glycine max L.) terbukti mempunyai pengaruh terhadap apoptosis sel kanker kolon, yaitu dapat meningkatkan apoptosis sel kanker kolon pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi DMBA dan didapatkan dosis optimal sari kedelai terhadap apoptosis sel kanker sebesar 20 mg/hari
URI: http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2809
Appears in Collections:UT-Faculty of Law

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Skripsi_Ellen SS_1.pdf812.21 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools