Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/26046
Title: | Regenerasi Embrio Zigotik Beberapa Klon Kakao Melalui Embriogenesis Somatik |
Authors: | ri Widyastuti |
Keywords: | Embrio Zigotik |
Issue Date: | 28-Jan-2014 |
Series/Report no.: | 061520101038; |
Abstract: | RINGKASAN Regenerasi Embrio Zigotik Beberapa Klon Kakao Melalui Embriogenesis Somatik, Tri Widyastuti, 061520101038. 2009 : 70 Halaman : Program Studi Agronomi Pascasarjana Universitas Jember. Kakao merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia, dan menjadi sumber pendapatan bagi jutaan orang baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung di bidang produksi, pemasaran dan industri yang terkait. Mempertahankan dan meningkatkan peranan bidang perkakaoan membutuhkan perhatian ekstra karena kebun rakyat yang mendominasi areal panen nasional rendah sekali produktivitasnya. Oleh karena itu pemerintah telah menetapkan kakao sebagai komoditas yang direvitalisasi agar perannya bagi perekonomian nasional semakin mantap. Namun kuncinya yang paling utama adalah bibit unggul bermutu, yang cukup pasokannya dan harganya terjangkau oleh petani. Program revitalisasi kakao sampai tahun 2010 butuh sekitar 50 juta bahan tanam pertahun untuk peremajaan, rehabilitasi dan perluasan areal. Ditambah dengan kebutuhan di luar revitalisasi, maka total kebutuhan bahan tanam kakao per tahun mencapai 75 juta. Sedangkan dengan teknik konvensional, penyediaan bahan tanam hanya bisa memenuhi sekitar 35-50 juta per tahun (Anonim, 2008). Kebutuhan benih kakao untuk program revitalisasi perkebunan kakao dan Industri kakao nasional masih belum tercukupi saat ini, karena masih rendahnya produksi yang dihasilkan maupun mutunya, sehingga perlu dicari suatu alternatif yang dapat memenuhi kekurangan tersebut. Salah satunya adalah dengan teknik kultur jaringan. Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu pembentukan tunas adventif, proliferasi tunas lateral, dan embriogenesis somatik. Teknik kultur jaringan dapat digunakan untuk menghasilkan bibit dan plantlet dalam jumlah banyak, seragam, sama dengan induknya, waktu yang dibutuhkan relatif singkat, dan tidak tergantung musim. Kultur jaringan tanaman kakao melalui proses embriogenesis somatik sudah lama dikembangkan dan diterapkan karena telah berhasil diuji oleh beberapa peneliti. Teknik ini merupakan salah satu alternatif untuk menghasilkan 11 http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id perbanyakan tanaman kakao secara klonal, tetapi tidak semua bagian dari tanaman kakao dapat beregenerasi melalui proses embriogenesis somatik, hanya bagian tertentu saja yang dapat beregenerasi yaitu embrio zigotik dan organ bunga karena jaringan tersebut relatif sedikit dalam memproduksi fenol dan lendir. Embriogenesis somatik adalah proses dimana sel-sel somatik bipolar berkembang menghasilkan tanaman lengkap yang terjadi tanpa melalui fusi gamet Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : respon jenis klon kakao terhadap kemampuan menghasilkan embriogenesis somatik; respon ukuran eksplan embrio zigotik kakao terhadap kemampuan menghasilkan embriogenesis somatik dan interaksi antara jenis klon kakao dengan ukuran eksplan embrio zigotik kakao terhadap kemampuan menghasilkan embriogenesis somatik. Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember mulai bulan September 2007 sampai dengan Mei 2008. Penelitian disusun menurut rancangan acak lengkap faktorial. Faktor pertama adalah 5 klon kakao terdiri dari RCC 72, Sca 60, KW 162, KW 163, KW 165. Faktor kedua adalah 3 ukuran embrio yaitu kecil (panjang 2-5 mm), sedang (panjang 6-9 mm) dan besar (panjang 10-15 mm). Setiap perlakuan diulang 5 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara jenis klon kakao dan ukuran eksplan embrio zigotik kakao terhadap kedinian pembentukan embrio somatik; persentase eksplan yang menghasilkan embrio; jumlah embrio somatik dan jumlah jenis embrio somatik yang terbentuk yaitu fase globular dan torpedo memanjang. Klon RCC 72 merupakan klon yang paling responsif untuk semua parameter dan dapat beregenerasi menjadi plantlet melalui embriogenesis somatik Klon Sca 6 untuk semua ukuran memberikan respon yang paling baik pada persentase eksplan menghasilkan embrio dengan rata-rata sebesar 100% dan dapat beregenerasi menjadi plantlet melalui embriogenesis somatik. Klon KW 162 sangat responsif dalam menghasilkan embrio somatik pada fase torpedo memanjang. Klon KW 163 dan KW 165 sama-sama memberikan respon terendah untuk semua parameter (menempati urutan keempat dan kelima). Untuk ukuran eksplan embrio zigotik kakao, ukuran kecil berpengaruh nyata pada jumlah 12 embrio berakar dan jumlah embrio bertunas pada media pendewasaan dan perkecambahan, sedangkan untuk parameter yang lain tidak berpengaruh nyata. |
URI: | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26046 |
Appears in Collections: | MT-Agribusiness |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.