Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/25533
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorMerryana Margi Saesaputri-
dc.date.accessioned2014-01-27T17:26:29Z-
dc.date.available2014-01-27T17:26:29Z-
dc.date.issued2014-01-27-
dc.identifier.nimNIM022010101068-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/25533-
dc.description.abstractDi Amerika Serikat, diabetes melitus merupakan penyebab kematian nomer tujuh. Prevalensi diabetes melitus di Indonesia terus meningkat berkisar 1,5-2,3 % pada penduduk usia lebih dari 15 tahun dan diperkirakan pada tahun 2010 jumlah penderita diabetes di Indonesia menjadi 5 juta orang . Didunia terdapat 1,1-1,5 miliar umat muslim, diantaranya terdapat 40-50 juta pasien diabetes berpuasa selama Ramadhan. Orang yang berpuasa, tidak boleh makan dan minum sejak sahur hingga waktu berbuka, sehingga terjadi perubahan jadwal makan dan minum termasuk perubahan jadwal pemberian obat-obatan. Saat ini terdapat perbedaan pendapat mengenai waktu pemberian obat anti diabetes. Menurut Belkhadir (dalam Azizi, 1998) menyarankan untuk diminum saat berbuka. Sedangkan Sani (2001) sebaiknya dikonsumsi bersama dengan makan sahur. Dalam penelitian di 13 negara (termasuk Indonesia), terjadi perubahan terapi pada pasien diabetes berpuasa Ramadan hampir 50% populasi (Salti, 2004). Prinsip dasar pengelolaan diabetes melitus tipe 2 adalah mengontrol glukosa darah, hipoglikemia dilaporkan terjadi pada pasien yang mengubah dosis obat anti diabetes, pada pasien yang mengubah dosis insulin atau pasien yang memodifikasi aktifitas fisiknya. Obat anti diabetes yang digunakan dalam penelitian ini ialah glibenklamid. glibenklamid diindikasikan untuk pengendalian hiperglikemia diabetes melitus tipe 2 yang tidak bisa dicapai dengan mengatur diet dan latihan fisik saja. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui waktu yang tepat dalam pemberian glibenklamid terhadap kadar gula darah tikus wistar diabetik (injeksi aloksan) yang dipuasakan. viii Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2006 di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Sampel terdiri atas 12 ekor tikus jantan putih strain wistar diabetik yang dipilih secara acak dan dibagi dalam 2 (tiga) kelompok yaitu kelompok perlakuan pertama (P ) yang di puasakan dan diberi glibenklamid saat sahur, dan kelompok perlakuan kedua (P 1 ) yang di puasakan dan diberi glibenklamid saat berbuka. Variabel yang diukur yaitu kadar gula darah tikus. Pengukuran kadar gula darah tikus menggunakan alat berupa glukometer. Uji T independent menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok perlakuan (p<0,05). Berdasarkan nilai Mean Difference, nilai rata-rata kadar gula darah kelompok P 1 2 (249,83) mg/dl lebih tinggi daripada kelompok P (208.33mg/dl). Berdasarkan hasil tersebut, terdapat perbedaan kadar gula darah yang bermakna antara kelompok P 2 1 dengan P .en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries022010101068;-
dc.subjectPengaruh Waktu, Pemberian Glibenklamiden_US
dc.titlePENGARUH WAKTU PEMBERIAN GLIBENKLAMID TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS STRAIN WISTAR DIABETIK (INJEKSI ALOKSAN) YANG DIPUASAKANen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Medical

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
gdlhub- (100)Kdokteran_1.pdf711.28 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools