Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/20832
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorMaria Apriliana Nurmaya Sari-
dc.date.accessioned2014-01-22T05:04:02Z-
dc.date.available2014-01-22T05:04:02Z-
dc.date.issued2014-01-22-
dc.identifier.nimNIM091610101034-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20832-
dc.description.abstractSalah satu masalah dalam bidang kesehatan gigi dan mulut adalah plak gigi yang dapat menyebabkan karies. Persentase karies di Indonesia sebesar 90,5%. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh Streptococcus mutans. Bakteri ini merupakan flora rongga mulut yang dapat menjadi patogen bila terjadi peningkatan jumlah koloni yang berlebihan. Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif sebagai antibakteri yang dianggap lebih aman, efektif dan murah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design. Sampel terbagi atas 8 kelompok perlakuan yaitu kelompok W100, W50, W25,W12,5, W6,25, Lis K(+), Pas K(+) dan K(-). Bahan-bahan perlakuan yang berupa ekstrak daun belimbing wuluh dimasukkan ke dalam lubang sumuran pada 12 petridish yang berisi BHI-A yang telah diinokulasi S. mutans sesuai dengan kode kelompoknya. Seluruh petridish dimasukkan ke dalam desikator dan diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 24 jam. Setelah 24 jam dilakukan pengamatan dan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong digital. Data hasil penelitian dianalisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok perlakuan untuk W100 mempunyai rata-rata jarak yang paling besar yaitu 6,2517 mm sebesar dan jarak rata-rata terkecil adalah W6,25 yaitu 0,8133 mm, sedangkan ratarata jarak terbesar untuk kelompok kontrol adalah pasta gigi herbal yaitu 9,6642 mm. Uji statistik Kruskal Wallis menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pada semua kelompok. Untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda makna dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil uji menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada semua kelompok. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun belimbing wuluh mempunyai daya hambat yang besar terhadap S. mutans. Konsentrasi terkecil dari ekstrak daun belimbing wuluh yang masih mempunyai daya hambat adalah konsentrasi 6,25%. Konsentrasi terkecil diperoleh dari hasil metode serial dilution yaitu metode pengenceran dengan cara bertahap (seri). Konsentrasi 6,25% tersebut didapatkan dengan cara mengencerkan dari konsentrasi 100% sampai konsentrasi terkecil yaitu 1,5625% pada saat pre penelitian, namun pada konsentrasi 3,125% zona hambat sudah tidak terlihat (zona hambat sama dengan kontrol negatif) sehingga konsentrasi minimal daya hambat adalah konsentrasi di atas 3,125% yaitu 6,25% karena masih terlihat sedikit zona hambat pertumbuhan S. mutans.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091610101034;-
dc.subjectBELIMBING WULUHen_US
dc.titleDAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans (Penelitian Eksperimental Laboratoris)en_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Dentistry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Unlock-fkg-gdlhub-gdl-mariaapril-11377-1-mariaap-a_1.pdf286.92 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools