Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/17636
Title: RELEGIUSITAS TOKOH-TOKOH CERITA DALAM KUMPULAN CERPEN TAUBAT SANG NEKROFILIA KARYA QAULAN SYADIIDA
Authors: Sibro Muhlis
Keywords: RELEGIUSITAS
Issue Date: 19-Jan-2014
Series/Report no.: 030110201083;
Abstract: Dalam penelitian “Relegiusitas Tokoh-Tokoh Cerita dalam Kumpulan Cerpen Taubat Sang Nekrofilia karya Qaulan Syadiida”, dilakukan analisis struktural dan pragmatik yang dikaji dari aspek relegius. Ada empat buah cerpen yang dikaji yaitu (1) “Taubat Sang Nekrofilia“, (2) “Amigdala“, (3) “Kaca-Kaca Kashmir“, dan (4) “Ada Cinta“. Analisis struktural meliputi judul, tema, penokohan dan perwatakan, konflik, serta latar. Analisis pragmatik dalam hal ini relegiusitas tokoh-tokoh cerita mencakup keterlibatan ritual, keterlibatan ideologikal, keterlibatan intelektual, keterlibatan eksperiential, dan keterlibatan konsekuential. Judul cerpen “Taubat Sang Nekrofilia“ menunjuk pada tokoh utama. Judul sesuai dengan isi cerita. Tema mayor yang terdapat dalam cerpen tersebut adalah “perbuatan seseorang yang dilakukan tanpa berpikir panjang mengakibatkan penyesalan”. Tema mayor tersebut didukung oleh tema-tema minor yaitu: (1) Seorang ibu tentu menyayangi dan mengasihi anaknya; dan (2) Penguasaan terhadap ayat-ayat suci Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan dapat menyelamatkan jiwa seseorang. Tematema minor tersebut mendukung tema mayor, sehingga terciptanya kesatuan tematis. Tokoh utamanya adalah Jiman yang berwatak bulat, sedangkan tokoh tambahan, Mbok Carmi berwatak bulat dan Fauzan berwatak datar. Adanya tokoh-tokoh yang berwatak bulat dan datar membuat cerita menjadi lebih hidup. Dalam cerpen tersebut terdapat konflik eksternal dan konflik internal. Adanya konflik tersebut dapat menciptakan ketegangan sehingga cerita menjadi hidup. Konflik tersebut ditunjang oleh latar-latar yaitu latar tempat, latar waktu, latar alat, latar lingkungan kehidupan, dan latar sistem kehidupan. Keberadaan latar-latar tersebut membuat cerita terasa jelas dan kongkrit. Judul cerpen “Amigdala“ menunjuk pada objek yang dikemukakan dalam cerita. Tema mayor yang terdapat dalam cerpen tersebut adalah “usaha yang dilakukan dengan sabar membuat hati semakin teguh”. Tema mayor tersebut 140 didukung oleh tema-tema minor yaitu: (1) gangguan pada saraf dapat membuat seseorang berubah sifatnya; dan (2) kewibawaan seseorang dapat membuat kekaguman bagi orang lain. Adanya tema-tema minor membuat cerita menjadi kesatuan tematis. Tokoh utama dalam cerpen tersebut adalah Nabila yang berwatak bulat, sedangkan tokoh tambahan, Magda berwatak datar dan Profesor Daniel berwatak bulat. Perbedaan watak bulat dan datar membuat cerita terasa lebih hidup. Dalam cerpen tersebut terdapat konflik eksternal dan konflik internal. Adanya konflik-konflik tersebut membuat cerita lebih hidup dan menarik. Konflik tersebut ditunjang oleh latar-latar yaitu latar tempat, latar waktu, latar alat, latar lingkungan kehidupan, dan latar sistem kehidupan. Adanya latar-latar tersebut membuat cerita terasa konkrit. Judul cerpen “Kaca-Kaca Kashmir“ menunjuk pada objek yang dikemukakan dalam cerita. Objek tersebut adalah Kashmir yang mengalami konflik. Tema mayor yang terdapat dalam cerpen tersebut adalah “kemantapan dalam menentukan pilihan hidup membuat hati semakin teguh”. Tema mayor tersebut didukung oleh tema-tema minor yaitu: (1) Seorang sahabat yang baik dapat menjadi panutan bagi sesama; dan (2) keserakahan dapat merugikan orang lain. Adanya tema-tema mayor tersebut membuat cerita menjadi kesatuan yang tematis. Tokoh utama dalam cerpen tersebut adalah Vik yang berwatak bulat, sedangkan tokoh-tokoh tambahan, Abbas dan Gana berwatak datar. Adanya perbedaan watak bulat dan datar membuat cerita menjadi lebih hidup. Dalam cerpen tersebut terdapat konflik eksternal dan konflik internal. Adanya konflik-konflik tersebut membuat cerita lebih dinamis. Konflik tersebut ditunjang oleh latar-latar yaitu latar tempat, latar waktu, latar alat, latar lingkungan kehidupan, dan latar sistem kehidupan. Adanya latar-latar tersebut membuat cerita mudah dipahami dan terasa kongkrit. Judul cerpen “Ada Cinta“ dapat mengidentifikasi kejadian atau suasana cerita. Tema mayor yang terdapat dalam cerpen tersebut adalah “setiap manusia dapat berubah jika dibimbing dengan penuh kasih sayang”. Tema mayor tersebut didukung oleh tema-tema minor yaitu: (1) Setiap kakak memiliki kewajiban untuk menyayangi adiknya; dan (2) Seorang nenek tentu menyayangi cucu-cucunya.
URI: http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17636
Appears in Collections:UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
gdl (54)xx_1.pdf91.04 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools