Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/16692
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorCINTANTYA INTAN PRAWESTRI-
dc.date.accessioned2014-01-18T03:10:45Z-
dc.date.available2014-01-18T03:10:45Z-
dc.date.issued2014-01-18-
dc.identifier.nimNIM071610101089-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16692-
dc.description.abstractMaloklusi adalah susunan gigi pada lengkung geligi dan relasi terhadap lengkung geligi antagonisnya yang berbeda dari biasanya. Setiap gigi yang malposisi, dikatakan maloklusi apabila terdapat penyimpangan dari posisi normal, misalnya linguoversi, labioversi, mesioversi, infraposisi, supraposisi, torsoversi, aksioversi, dan transversi. Indek maloklusi merupakan alat ukur untuk mengetahui tingkat keparahan maloklusi dan kebutuhan perawatan ortodonsi pada masing-masing individu. Sejumlah indek maloklusi telah dirancang dan diterapkan oleh beberapa ilmuwan di dunia. Hal ini menarik perhatian penulis untuk membandingkan sejumlah indek maloklusi guna mendapat indek yang tingkat sensitifitasnya tinggi dan hasil pengukurannya valid serta realible. Indek HMAR dan IOTN merupakan contoh dari beberapa indek maloklusi tersebut, dan sering digunakan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat keparahan maloklusi dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonsi antara yang diukur dengan menggunakan indek HMAR dan IOTN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dan dilaksanakan di Klinik Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, dengan menggunakan besar sampel Jember angkatan tahun 2008/2009 yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan penulis. Hasil penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya ditabulasikan dan dilakukan uji statistika non parametrik dengan menggunakan uji Mann-Whitney, dan didapatkan adanya perbedaan tingkat keparahan maloklusi dan kebutuhan perawatan ortodonsi antara yang diukur dengan menggunakan indek HMAR dan IOTN, dengan pengukuran menggunakan indek HMAR menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari pengukuran dengan IOTN. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah tingkat keparahan dan kebutuhan perawatan ortodonsi yang diukur dengan menggunakan indek HMAR lebih tinggi dibanding dengan yang diukur menggunakan IOTN.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071610101089;-
dc.subjectHANDICAPPING MALOCLUSSION ASSESSMENT RECORDen_US
dc.titlePERBEDAAN TINGKAT KEPARAHAN MALOKLUSI DAN KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONSI BERDASARKAN INDEK HANDICAPPING MALOCLUSSION ASSESSMENT RECORD PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Dentistry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
c (130)c_1.pdf492.53 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools