Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/128458| Title: | Penyebaran Penyakit Pes di Distrik Karanglo Malang Tahun 1910-1919 |
| Other Titles: | Penyebaran Penyakit Pes di Distrik Karanglo Malang Tahun 1910-1919 |
| Authors: | FIRDAUSI, Muhammad Addinul |
| Keywords: | Penyakit Pes Kegagalan panen Hindia Belanda |
| Issue Date: | 9-Jan-2025 |
| Publisher: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan |
| Abstract: | Kegagalan panen yang diakibatkan oleh serangan hama menciptakan kekhawatiran di tengah masyarakat, terlebih kondisi ini hampir bertepatan dengan bulan Ramadan. Guna mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk mengimpor beras dari Burma (saat ini dikenal dengan Myanmar). Beras tersebut tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan didistribusikan melalui jaringan kereta api. Namun, pada 10 November 1910, setelah pengiriman beras diterima, jalur kereta api yang menghubungkan Malang dan Wlingi terputus akibat banjir. Akibatnya, beras yang diimpor harus tertahan di Malang dan disimpan di gudang dekat stasiun. Dari tempat penyimpanan ini, wabah Pes mulai menyebar. Wilayah pertama yang terdampak adalah Turen. Penyakit Pes merupakan suatu penyakit zoonosis yang terdapat pada tikus, dapat ditularkan kepada manusia melalui gigitan pinjal Xenopsylla cheopis yang terinfeksi bakteri Yersinia Pestis. Terlebih, iklim tropis Malang menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan dan penyebaran bakteri penyebab Pes. Beberapa penelitian dilakukan dan untuk memastikan diagnosis secara bakteriologis. Hasil menunjukkan bahwa penyakit Pes tidak hanya terbatas di pusat kota Malang, tetapi telah menyebar ke desa-desa termasuk distrik Karanglo. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah kolonial guna menanggulangi penyakit Pes di Distrik Karanglo Malang?; 2) Bagaimanakah dampak penyakit Pes di Distrik Karanglo Malang dalam bidang sosial dan kesehatan?. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji secara mendalam kebijakan yang dikeluarkan pemerintah kolonial guna menanggulangi penyakit Pes di Distrik Karanglo Malang serta menganalisis dampak sosial dan kesehatan yang diakibatkan penyakit Pes di Distrik Karanglo Malang tahun 1910-1919. Teori dan pendekatan dalam penelitian ini adalah teori Talcott Parsons sociology of Health and Illness dan pendekatan sosiologi pendidikan. Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode penelitian sejarah yang dilakukan melalui empat tahap yaitu: heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian yang ditemukan secara garis besar yaitu, distrik Karanglo merupakan bagian afdeeling Malang. Daerah ini menjadi salah satu wilayah yang terdampak parah oleh penyakit Pes. Iklim tropis yang lembab mendukung perkembangan penyakit zoonosis yang terdapat pada tikus. Dalam upaya penanggulangannya, pemerintah kolonial memiliki peran dalam pengelolaan distrik melalui kebijakan sosial dan Kesehatan. Pada puncaknya, wabah menyebar di empat sub-district di Karanglo dengan Karangploso mencatat kasus tertinggi (115 kasus). Penyebaran lebih parah di desa-desa yang berada di daerah pegunungan dengan suhu lebih dingin dan lembap. Penanganan penyakit dilakukan oleh Dokter kolonial (Dr. Deutmann) dan dokter pribumi (Mas Soedirman). Mereka secara aktif melakukan pemeriksaan harian, vaksinasi, dan dokumentasi pasien. Mobilitas tim medis ditingkatkan dengan kendaraan dan metode transportasi lainnya, termasuk kuda dan berjalan kaki untuk mencapai desa-desa terpencil. Upaya penanggulangan lain yang dilakukan meliputi pemberlakuan karantina, pembatasan pergerakan penduduk, pemberian hadiah untuk tikus yang berhasil dibunuh, pembakaran rumah serta pemberian disinfektan. Hasil dari penelitian ini Menunjukkan kondisi sosial dan geografis yang melatarbelakangi penyebaran penyakit Pes di Distrik Karanglo peran dinas kesehatan sipil dalam mengupayakan penanggulangan Pes dari peranan dokter, pemberian vaksinasi, hingga karantina massal. Dampak sosial mencakup pembatasan mobilitas masyarakat, evakuasi ke kamp pengungsian, dan hilangnya tempat tinggal akibat pembakaran rumah yang terkontaminasi. Pes tidak hanya menyebar di pusat kota Malang saja, akan tetapi juga menjangkit distrik-distrik yang lain, salah satunya Distrik Karanglo. |
| Description: | Finalisasi unggah file repositori tanggal 27 Oktober 2025_Kurnadi |
| URI: | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/128458 |
| Appears in Collections: | UT-Faculty of Teacher Training and Education |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| SKRIPSI_MUHAMMAD ADDINUL FIRDAUSI 200210302076 (1).pdf Until 2030-01-09 | Muhammad Addinul Firdausi_200210302076 | 1.89 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools