Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/128402| Title: | Hubungan Faktor Sosio-demografi dan Sosio-lingkungan dengan Kejadian Green Tobacco Sickness pada Petani Tembakau di Desa Kembang, Kecamatan Bondowoso |
| Authors: | RAMADHANI, Dwi Chandra |
| Keywords: | Faktor Sosio-demografi Sosio-lingkungan Green Tobacco Sickness Petani Tembakau |
| Issue Date: | 25-May-2025 |
| Publisher: | Fakultas Kesehatan Masyarakat |
| Abstract: | Green Tobacco Sickness (GTS) merupakan masalah kesehatan kerja yang disebabkan oleh penyerapan nikotin secara dermal dari daun tembakau basah, yang menjadi risiko signifikan bagi petani tembakau di Kabupaten Bondowoso, Indonesia. Ketergantungan wilayah ini pada budidaya tembakau, ditambah dengan faktor lingkungan dan sosial budaya, meningkatkan risiko GTS. Penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang ini dilakukan di Desa Kembang, Bondowoso, dari Oktober 2024 hingga Februari 2025. Sebanyak 186 petani tembakau dipilih menggunakan metode cluster random sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur, observasi langsung, dan dokumentasi, dengan fokus pada faktor sosiodemografi (jenis kelamin, usia, pendidikan, status merokok, durasi dan jam kerja) dan sosio-lingkungan (personal hygiene, penggunaan alat pelindung diri/APD, serta jenis pekerjaan). GTS didefinisikan berdasarkan gejala akut setelah kontak dengan daun tembakau basah. Analisis statistik mencakup uji univariat, bivariat (uji Chi-square), dan multivariat (regresi Poisson). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,2% dari 186 petani mengalami GTS, dengan gejala paling umum berupa sakit kepala, gatal, dan keringat berlebih. Sebagian besar responden adalah perempuan, berusia 40–49 tahun, berpendidikan rendah, dan tidak menggunakan APD secara tepat. Analisis bivariat menunjukkan bahwa status merokok, penggunaan APD, dan personal hygiene berhubungan signifikan dengan kejadian GTS (p < 0,05). Analisis multivariat mengidentifikasi jenis kelamin, status merokok, personal hygiene, dan jenis pekerjaan sebagai prediktor independen GTS. Menariknya, perokok aktif memiliki risiko GTS yang lebih rendah, sedangkan penggunaan APD yang tidak sesuai dan kebersihan pribadi yang buruk meningkatkan risiko. Kesimpulannya, prevalensi GTS di kalangan petani tembakau di Desa Kembang cukup tinggi dan dipengaruhi secara signifikan oleh faktor sosiodemografi dan sosio-lingkungan. Intervensi yang ditargetkan untuk meningkatkan praktik personal hygiene dan penggunaan APD sangat penting untuk mengurangi risiko GTS di populasi rentan ini. |
| Description: | Finalisasi unggah file repositori tanggal 20 Oktober 2025_Kurnadi |
| URI: | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/128402 |
| Appears in Collections: | UT-Faculty of Public Health |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| SKRIPSI.pdf Until 2030-06-18 | Dwi Chandra Ramadhani_212110101108 | 3.66 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools