Strategi Nafkah dan Ketahanan Keluarga Nelayan Buruh di Desa Puger Kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Abstract

Perikanan merupakan semua kegiatan yang bertujuan untuk pemanfaatan sumber daya ikan beserta alamnya yang dimulai dari praproduksi, produksi, proses pengerjaan hingga marketing (UU No. 45 Tahun 2009). Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi sumber daya perikanan laut yang cukup besar. Sentra produksi perikanan tangkap terbesar di Kabupaten Jember terletak di Kecamatan Puger. Salah satu desa yang memiliki jumlah nelayan terbanyak di Kecamatan Puger adalah Desa Puger Kulon. Mayoritas masyarakat Desa Puger Kulon bekerja di sektor perikanan tangkap laut dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di laut untuk mendapatkan penghasilan baik sebagai nelayan pemilik maupun nelayan buruh. Permasalahan pada kegiatan dalam sektor perikanan di Desa Puger Kulon disebabkan oleh fluktuasi iklim yaitu perubahan cuaca dan musim yang tidak dapat diprediksi. Hasil tangkapan ikan dan harga ikan akan berpengaruh terhadap hasil pendapatan yang diperoleh nelayan di Desa Puger Kulon. Permasalahan lain yang ada yaitu peluang kerja yang ada di lingkungan pesisir sedikit, hanya seputar tentang pengolahan ikan atau pabrik ikan bahkan banyak dari istri nelayan yang menjadi pedagang atau penjual ikan. Keterbatasan keterampilan nelayan menyebabkan nelayan memiliki keterbatasan dalam memilih alternatif sumber nafkah. Pendapatan masyarakat nelayan bersifat fluktuatif berbeda dengan masyarakat petani yang umumnya memiliki pendapatan yang dapat dikontrol. Nelayan melakukan aktivitasnya pada saat musim angin timur (musim kemarau). Pada saat musim angin barat (musim hujan), nelayan tidak dapat melakukan aktivitasnya dikarenakan ombak yang besar dan angin kencang menghambat pekerjaan nelayan dalam menangkap ikan. Selain itu, aktivitas nelayan juga dipengaruhi oleh musim terang dan musim gelap. Pada saat fase bulan terang cahaya bulan lebih terang dari cahaya lampu kapal sehingga lampu tidak efektif menarik ikan berkumpul di sekitar kapal dan ikan tidak muncul di permukaan air laut. Hal tersebut menyebabkan nelayan lebih memilih tidak melaut pada fase bulan terang dikarenakan para nelayan kesulitan dalam mengumpulkan ikan. Pendapatan yang tidak menentu akhirnya mendorong masyarakat nelayan untuk melakukan strategi nafkah untuk bertahan hidup terutama bagi nelayan buruh. Permasalahan yang terjadi tersebut menyebabkan kerugian besar pada nelayan secara ekonomi. Permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh keluarga nelayan tersebut pastinya akan memengaruhi kesejahteraan dan ketahanan keluarga nelayan buruh. Tujuan penelitian (1) Menganalisis strategi nafkah keluarga nelayan buruh di Desa Puger Kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember. (2) Menganalisis ketahanan keluarga nelayan buruh di Desa Puger Kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Pada penelitian ini menggunakan teori Scoones (1998) dalam pemilihan strategi nafkah yang terdiri dari rekayasa sumber nafkah, pola nafkah ganda, dan migrasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis kualitatif. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi dengan informan yang dipilih secara sengaja atau purposive. Hasil penelitian (1) Strategi nafkah yang dilakukan oleh keluarga nelayan buruh yaitu a. Rekayasa sumber nafkah dengan melakukan intensifikasi yaitu memanfaatkan teknologi baru berupa aplikasi cuaca yang dapat membantu nelayan dalam menangkap ikan secara efisien dan pengoptimalan jam kerja, serta ekstensifikasi dengan memperluas wilayah melaut; b. Pola nafkah ganda (diversifikasi pekerjaan) dengan cara melakukan pekerjaan sampingan di luar sektor perikanan yaitu bekerja sebagai tukang ojek, tukang becak, kuli bangunan, dan jasa pembuatan jala, serta melibatkan anggota keluarga yaitu anak dan istri yang bekerja membantu meningkatkan ekonomi keluarga; c. Migrasi yang dilakukan dengan cara migrasi atau berpindah ke luar daerah untuk mendapatkan peluang pekerjaan di luar sektor perikanan yaitu sektor konstruksi sebagai kuli bangunan di Bali. (2) Ketahanan keluarga nelayan buruh di Desa Puger Kulon dibagi menjadi tiga aspek yaitu: a. Ketahanan fisik-ekonomi, dalam keluarga nelayan buruh mampu mencukupi kebutuhan fisik (sandang, pangan, dan papan) serta kebutuhan non fisik (pendidikan dan kesehatan). Selain iu, terdapat keluarga yang memiliki pendapatan yang relatif stabil dan memiliki tabungan namun terdapat pula keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang stabil dan tidak memiliki tabungan disebabkan oleh keterbatasan dalam pemilihan pekerjaan dikarenakan keterbatasan keterampilan dan tingkat pendidikan. b. Ketahanan sosial, keluarga nelayan buruh memiliki hubungan yang baik antara anggota keluarga maupun tetangga, kepala keluarga dapat membagi waktu dengan anggota keluarganya dan selalu mementingkan urusan keluarga, tidak terdapat aturan tersendiri mengenai pembagian peran suami dan istri, penerapan nilai, serta selalu menjaga komitmen dan janji pernikahan. dan c. Ketahanan psikologis, keluarga nelayan buruh pengelolaan emosi yang baik dalam menghadapi masalah, menyelesaikan permasalahan keluarga dengan diskusi terbuka dan saling mengalah untuk mencegah pertengkaran. Keluarga nelayan buruh masih merasa bersalah dan merasa belum puas dengan kondisi saat ini, namun mereka tetap mampu menerima keadaan tersebut dengan selalu bersyukur atas segala yang didapatkan dan terjadi dalam keluarga.