Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Saham apabila Emiten Melakukan Voluntary Delisting dari Bursa Efek

Abstract

Perkembangan teknologi telah mendorong minat pada investasi, termasuk pasar modal yang berperan penting dalam ekonomi nasional. Namun, pasar modal memiliki risiko, salah satunya delisting, baik paksa (forced) karena kinerja buruk maupun sukarela (voluntary) atas permintaan emiten. Voluntary delisting sering dilakukan untuk kembali menjadi perusahaan privat melalui tender offer dengan persetujuan OJK. Meski sah, hal ini dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap pasar modal. Contoh kasus adalah PT BentoelInternasional Investama Tbk. (RMBA) yang delisting pada 16 Januari 2024 karena tantangan industri tembakau. Kasus ini menyoroti pentingnya regulasi guna melindungi pemegang saham dan menjaga kepercayaan pasar. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan konseptual. Hasilnya menunjukkan bahwa perlindungan hukum bagi pemegang saham meliputi mekanisme internal dan eksternal. Akibat hukum bagi emiten mencakup perubahan status perusahaan dari go public menjadi go private, serta hilangnya kewajiban keterbukaan informasi. Emiten bertanggung jawab menjaga hak pemegang saham, termasuk penyelesaian sengketa dan kompensasi bila ada kerugian. Saran penelitian ini adalah memperbarui regulasi terkait delisting untuk meningkatkan perlindungan hukum dan kepercayaan investor. Masyarakat juga diimbau memahami kinerja emiten dan faktor eksternal sebelum berinvestasi agar risiko dapat diminimalkan.