Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127725
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorRAHMAWATI, Widya-
dc.date.accessioned2025-08-05T01:55:51Z-
dc.date.available2025-08-05T01:55:51Z-
dc.date.issued2023-07-17-
dc.identifier.nim190110301059en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127725-
dc.descriptionValidasi_firli_4_agustus_25; Finalisasi oleh Taufik_Dinda Tgl 5 Agustus 2025en_US
dc.description.abstractSkripsi ini membahas tentang Konflik yang terjadi di Desa Pakuwesi Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso pada Tahun 2021. Pakuwesi merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso. Desa Pakuwesi merupakan desa yang terletak di Kabupaten Bondowoso dengan menganut budaya Madura pada masyarakatnya. Nama Pakuwesi dikenal dengan sebuah istilah rantai dan besi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu, 1) Mengetahui awal mula terjadinya konflik pendukung menjelang pemilihan kepala desa di Desa Pakuwesi; 2) Menjelaskan proses kronologis konflik tersebut menjelang pemilihan kepala desa di Desa Pakuwesi; dan 3) Mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan akibat adanya konflik tersebut di Desa Pakuwesi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri atas heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ilmu politik. Penggunaan pendekatan politik dianggap relevan, sebab dalam ilmu politik hal yang disoroti adalah aspek yang berkaitan dengan kekuasaan, kepentingan dan partai, konflik dan konsesus, keputusan dan kebijakan, massa dan pemilih dan lain sebagainya. Teori yang digunakan adalah teori konflik oleh Ralf Dahrendorf. Menurut pandangan Dahrendorf, teori konflik menjadi relevan saat terdapat suatu masyarakat jika dalam fungsinya terjadi suatu perubahan, perkembangan yang cenderung lambat. Dahrendorf menyebutkan masyarakat tidak selalu seimbang, akan tetapi akan mengalami perubahan. Hubungan otoritas dan konflik sosial Ralf Dahrendorf bahwa posisi yang ada dalam masyarakat memiliki otoritas atau kekuasaan dengan intensitas yang berbeda-beda. Otoritas tidak terletak dalam diri individu, tetapi dalam posisi, sehingga tidak bersifat statis. Jadi, seseorang bisa saja berkuasa atau memiliki otoritas dalam lingkungan tertentu dan tidak mempunyai kuasa atau otoritas tertentu pada lingkungan lainnya, sehingga seseorang yang berada dalam posisi subordinat dalam kelompok tertentu, mungkin saja menempati posisi superordinat pada kelompok yang lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan berkaca pada UU No. 6 tahun 2014 Pasal 31 disebutkan bahwa pemilihan kepala desa dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah kabupaten/kota dengan pemerintah daerah kabupaten/kota telah menetapkan kebijakan dari pelaksanaan pemilihan kepala desa secara serentak tersebut. Destabilitasi politik dapat ditekan dengan konsep demokrasi secara dua arah, yaitu adanya garis haluan penetapan keputusan yang bersifat demokratis dan terciptanya suatu kultur budaya yang sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan masyarakat desa. Proses pemilihan kepala desa serentak terjadi pada Kabupaten Bondowoso sesuai dengan arahan ketentuan yuridis. Desa Pakuwesi yang berlokasi di Kecamatan Curahdami ikut serta dalam memeriahkan proses demokrasi lokal. Karakteristik masyarakat Desa Pakuwesi sebagian besar merupakan Suku Madura. Pemakaian Bahasa Madura lebih dominan digunakan oleh masyarakat Desa Pakuwesi dalam kehidupan sehari-hari. Sifat kekeluargaan yang sangat erat di lingkungan masyarakat Desa Pakuwesi menunjukkan perasaan saling peduli antar sesama masyarakat. Tingginya partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala desa sering dipengaruhi dengan ketidakharmonisan. Benturan dalam masyarakat desa juga sering terjadi, meskipun mereka memiliki kedekatan dalam hubungan kekerabatan. Konflik yang terjadi pada saat pemilihan kepala desa cenderung meningkat, seiring permasalahannya baik sebelum pencoblosan maupun setelah pebcebolosan. Konflik dalam pemilihan kepala desa dapat disebut sebagai konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan. Artinya, terjadi di antara dua belah pihak yang saling bertikai karena adanya perbedaan kepentingan yang tidak sejalan, sehingga menimbulkan konflik. Latar belakang perkara konflik ini terjadi karena adanya insiden perbedaan dukungan dalam pemilihan kepala desa. Konflik berawal dari adanya adu mulut antara kedua belah pihak calon pendukung kepala desa. Konflik ini melibatkan sekitar 30 orang yang terjadi dari jumlah keseluruhan yang terlibat. Pada kenyataannya, konflik yang terjadi ini sebagian besar melibatkan para massa pendukung dari calon kepala desa, yaitu Syahrullah dan Mohammad Jasuli. Konflik di Desa Pakuwesi mengakibatkan korban dengan tindak pidana penganiayaan. Hambali merupakan korban dengan mendapat empat kali serangan pedang dari Na’at selaku pelaku. Serangan pertama mengenai paha tetapi tidak luka hanya mendapat luka memar, serangan kedua mengenai punggungnya tetapi tidak ada luka, serangan ketiga mengenai perutnya tetapi tidak luka, serta serangan terakhir Hambali dapat menangkisnya tetapi pedang Na’at berhasil melukai lengan sebelah kirinya. Penegakkan hukum terhadap konflik pendukung pemilihan kepala desa di Desa Pakuwesi tersebut ditangani oleh pihak Kepolisian Sektor Kecamatan Curahdami. Berdasarkan Surat Lepas yang diturunkan oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Bondowoso, atas nama terang Na’at Adi Kurniawan yang dipidana selama 1 bulan 20 hari dinyatakan telah bebas seiring dengan dikeluarkannya surat lepas yang bersangkutan. Hal-hal yang berpotensi dalam menimbulkan konflik memang terkadang sulit dihindari, karena tingkat pemahaman masyarakat desa yang belum merata. Polirasi akibat dari perbedaan pilihan terjadi di setiap momentum politik, sehingga harus dapat disikapi secara dewasa, baik oleh calon kepala desa, massa pendukung, dan masyarakat desa tersebut, sehingga tidak akan menjadi sebuah ancaman. Dampak dari adanya indikasi perbedaan pilihan saat pemilihan kepala desa di Desa Pakuwesi yaitu penebangan lahan tembakau milik masyarakat pendukung pihak yang menang. Pihak yang tidak dapat menerima atas kekalahannya cenderung akan merusak dan melampiaskan hal-hal tersebut kepada pihak yang menang. Hal ini dapat memberikan kerugian kepada orang merasakan dampak atas kemarahan tersebut.en_US
dc.description.sponsorshipMrr Ratna Endang Widuatie, S.S., M.A. Dr. Sri Ana Handayani, M. Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Budayaen_US
dc.subjectKONFLIKen_US
dc.subjectKONFLIK PILKADESen_US
dc.subjectSANKSI SOSIALen_US
dc.titleKonflik Antar Pendukung dalam Pemilihan Kepala Desa di Desa Pakuwesi Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso tahun 2021en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiIlmu Sejarahen_US
dc.identifier.pembimbing1Mrr Ratna Endang Widuatie, S.S., M.A.en_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. Sri Ana Handayani, M. Si.en_US
dc.identifier.validatorValidasi_firli_4_agustus_25en_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Repository Widya Rahmawati 190110301059.pdf
  Until 2028-08-08
1.64 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools