Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127700
Title: | Modal Sosial BUMDes Mutiara Welirang dalam Pengelolaan Objek Wisata Taman Ghanjaran di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto |
Authors: | RIZKY, Windy Aufir |
Keywords: | MODAL SOSIAL BUMDES PARIWISATA WISATA TAMAN GHANJARAN |
Issue Date: | Jul-2023 |
Publisher: | Fakultas Pertanian |
Abstract: | BUMDes Mutiara Welirang adalah BUMDes yang ada di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Beberapa tahun terakhir ini BUMDes Mutiara Welirang membangun usaha pada sektor pariwisata, salah satunya adalah objek wisata Taman Ghanjaran. Objek wisata Taman Ghanjaran merupakan objek wisata hasil rencana pengalihfungsian lahan Tanah Kas Desa (TKD) Desa Ketapanrame pada tahun 2016 dan resmi beroperasi pada tahun 2018. BUMDes Mutiara Welirang adalah pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan pengelolaan objek wisata Taman Ghanjaran. Selama proses pengelolaan objek wisata Taman Ghanjaran masih ditemukan beberapa permasalahan yang menujukkan lemahnya salah satu unsur modal sosial pada BUMDes Mutiara Welirang. Permasalahan tersebut adalah adanya pihak luar Desa Ketapanrame yang terlibat sebagai pedagang di objek wisata Taman Ghanjaran. Padahal yang seharusnya terjadi dan aturan yang telah ditetapkan oleh BUMDes Mutiara Welirang adalah seluruh pedagang atau pelaku usaha yang ada di objek wisata Taman Ghanjaran haruslah masyarakat Desa Ketapanrame. Berdasarkan fenomen yang ada, pihak peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai modal sosial BUMDes Mutiara Welirang dalam pengelolaan objek wisata Taman Ghanjaran di Desa Ketapanrame. Pada proses pengelolaan objek Wisata Taman Ghanjaran peneliti yakin bahwa modal sosial sangat berpengaruh terhadap bagaimana kinerja dan keberhasilan BUMDes Mutiara Welirang dalam mengelola objek wisata Taman Ghanjaran, meskipun pada kenyataannya masih terdapat salah satu unsur yang masih lemah yaitu unsur norma. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian lebih dalam untuk mengidentifikasi unsur-unsur modal sosial dan tipe modal sosial BUMDes Mutiara Welirang dalam pengelolaan objek wisata Taman Ghanjaran di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Unsur modal sosial pada penelitian ini dijelaskan dengan menggunakan teori modal sosial dari Putnam (2000) dalam Field (2018), unsur modal sosial terdiri atas jaringan (networks), norma (norms) dan kepercayaan (trust). Kemudian untuk mengetahui tipe modal sosial dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan dengan menggunakan pendapat dari Woolcock (2001) dalam Field (2018). Tipologi modal sosial terdiri atas: 1) modal sosial terikat (bonding social capital), 2) modal sosial yang menjembatani (bridging social capital), dan 3) modal sosial yang menghubungkan (linking social capital). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode Deskriptif Kualitatif. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive Method). Penentuan infoman juga dilakukan dengan (Purposive Method). Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan metode observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Kemudian analisis data menggunakan metode analisis Miles dan Huberman yang terdiri dari 4 komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan. Modal Sosial BUMDes Mutiara Welirang dalam Pengelolaan Objek Wisata Taman Ghanjaran di Desa Ketapanrame Kecataman Trawas Kabupaten Mojokerto dilihat melalui unsur-unsur modal sosial yaitu jaringan, norma dan kepercayaan. Jaringan terlihat dari jaringan antar personal adalah jaringan antara ketua pelaksana operasional, pengurus dan staff, jaringan antara pengurus/staff dengan penasehat dan pengawas, jaringan antar kepala unit, dan juga jaringan antar fungsional unit wisata sub unit Taman Ghanjaran. Jaringan antar individu dan kelompok terjalin antara BUMDes dengan pedagang di pujasera, parkir, penjaga kolam, KUB Taman Ghanjaran dan wahana permainan diluar KUB Taman Ghanjaran. Jaringan antar terjalin antara BUMDes Mutiara Welirang dengan Pemerintah Desa Ketapanrame, LPPM UBAYA, BRI, dan PT Astra International Tbk. Norma yang ada berupa norma tertulis dan norma tidak tertulis. Norma tertulis adalah adanya Peraturan Desa, AD/ART BUMDes dan MoU dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan pengelolaan Taman Ghanjaran, seperti kelompok penataan kendaraan, pedagang stand pujasera Taman Ghanjaran, KUB Taman Ghanjaran, wahana permainan diluar KUB Taman Ghanjaran, UBAYA, BRI dan juga PT. Astra International TBK. Sedangkan norma tidak antara lain adalah aturan jam kerja, aturan seragam kerja, aturan sampah untuk pedagang stand pujasera, larangan untuk menjual produk yang sama dan dengan harga yang mahal, aturan kebersihan kawasan Taman Ghanjaran dan larangan parkir sembarangan untuk pedagang stand pujasera. Kepercayaan yang ada dapat dilihat dari 3 inti kepercayaan. Pertama, adalah hubungan sosial antara 2 orang atau lebih, yaitu hubungan sosial dalam internal BUMDes Mutiara Welirang antara pengurus/staff, pengawas dan juga penasehat, hubungan antara BUMDes dengan masyarakat Desa Ketapanrame yang terlibat didalam Taman Ghanjaran dan hubungan BUMDes dengan institusi lain. Kedua, harapan yang terdapat dalam hubungan, yaitu BUMDes Mutiara Welirang lebih maju, lebih kreatif dan inovatif. Ketiga, interaksi sosial yang memungkinkan hubungan dan harapan terwujud yaitu adanya komunikasi, koordinasi kerja, saling membantu, transparansi dan evaluasi kerja. Tipe Modal Sosial BUMDes Mutiara Welirang dalam Pengelolaan Objek Wisata Taman Ghanjaran di Desa Ketapanrame Kecataman Trawas Kabupaten Mojokerto dapat digolongkan menjadi 3 tipe. Modal sosial mengikat (Bonding Social Capital) terdiri dari norma dan nilai-nilai sosial. Norma yang dimaksud dapat berupa norma tertulis maupun norma tidak tertulis yang diakui dan ditaati oleh seluruh pengurus dan staff BUMDes Mutiara Welirang. Nilai-nilai sosial berupa nilai kekeluargaan, nilai kebersamaan dan nilai solidaritas dalam BUMDes Mutiara Welirang. Modal sosial menjembatani (Bridging Social Capital) dilakukan oleh 2 institusi. Pertama, Pemerintah Desa Ketapanrame menjembatani BUMDes dengan LPPM UBAYA, BRI dan juga PT. Astra International Tbk. Kedua, LPPM UBAYA menjembatani BUMDes dengan PT. Astra International Tbk. Modal sosial menghubungkan (Linking Social Capital) terjadi dengan adanya ikatan dan hubungan antara LPPM UBAYA, BRI dan PT. Astra International Tbk dengan memberikan bantuan dana, pendampingan , pelatihan hingga bantuan pengadaan sarana prasarana di objek wisata Taman Ghanjaran. |
Description: | Validasi_firli_4_agustus_25; Finalisasi oleh Taufik_Alya Tgl 4 Agustus 2025 |
URI: | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127700 |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Agriculture |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
SKRIPSI WINDY AUFIR RIZKY WATERMARK.pdf Until 2028-07-31 | 1.74 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools