Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127166
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorFEBRIANTI, Wanda Hamidah Zakiyah-
dc.date.accessioned2025-07-07T02:22:55Z-
dc.date.available2025-07-07T02:22:55Z-
dc.date.issued2025-01-16-
dc.identifier.nim211510501012en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127166-
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 7 Juli 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractDesa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan kopi dengan total produksi pada tahun 2021 sebesar 8.901,6 ton. Tanaman kopi merupakan tanaman perdu C3 sehingga dalam proses fotosintesis memerlukan intensitas cahaya tidak penuh. Sebagian besar petani kopi di Desa Pace menanam pohon sebagai penaung berupa pohon Sengon dan Lamtoro. Penurunan produksi kopi dapat disebabkan oleh serangan hama yang menyerang tanaman kopi. Serangga hama yang menyerang tanaman kopi seperti Penggerek buah kopi, Kutu putih, dan Penggerek batang kopi. Hama penggerek buah kopi menyerang buah kopi dengan menggerek buah hingga berlubang, akibat serangan hama PBKo dapat menunjukkan persentasi gejala sebesar 86%. Kutu putih merupakan hama yang merusak kopi dengan cara menghisap cairan, bagian yang terserang akan kering berakhir mengalami kematian. Hama penggerek batang kopi menyerang batang dengan menggerek menuju empulur atau xylem ditandai dengan bekas gerekan berupa serpihan jaringan yang bercampur kotoran pada bagian permukaan lubang. Keberadaan pohon penaung dapat mempengaruhi kondisi iklim mikro yang mendukung perkembangan hama seperti suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya yang diterima. Hal tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan kondisi fisik kedua jenis naungan seperti ukuran daun dan kanopi berpengaruh terhadap cahaya yang diterima oleh tanaman kopi. Namun, penelitian mengenai keanekaragaman serangga hama kopi pada dua tipe penaung dalam sistem agroforestri berbasis kopi masih sangat minim dilakukan di Jember. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian tentang keanekaragaman serangga hama kopi pada dua tipe penaung dalam sistem agroforestri berbasis kopi di Desa Pace Kabupaten Jember. Penelitian dilakukan di dua tempat dengan dua tipe penaung yang berbeda yaitu penaung Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Lamtoro (Leucaena leucocephala). Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling menggunakan yellow pan trap, perangkap botol atraktan, dan mengamati serangga hama secara langsung pada lahan pengamatan. Pemasangan perangkap diletakkan secara sistematik yakni dengan sistem diagonal untuk memastikan distibusi merata dan merepresentatif dari keanekaragaman serangga hama kopi yang ada di lahan tersebut. Kriteria tanaman kopi yang dapat dijadikan titik sampel adalah 1) tanaman kopi memiliki buah produktif, 2) kedua tipe lahan memiliki jenis kopi yang sama. Sampel yang telah terkumpul akan diidentifikasi hingga tingkat famili dan ditabulasikan menggunakan Microsoft Excel. Analisis data yang digunakan adalah Indeks Nilai Penting, Indeks Keanekaragaman Jenis Shanon Wienner (H’), Indeks Kemerataan Jenis Evennes (E), Indeks Kekayaan Jenis Margalef (Dmg), Indeks Bray-Curtis, Uji Shapiro Wilk Normality, T-Test, dan Analisis Korelasi FisikLingkungan. Serangga hama yang ditemukan pada dua lahan pengamatan agroforestri kopi yaitu 15 famili dengan total individu sebanyak 454. Keanekaragaman serangga hama sebanyak 13 famili 243 individu pada naungan Sengon dan 9 famili 211 individu pada naungan Lamtoro. Scolytidae merupakan famili serangga hama penting yang paling banyak ditemukan pada kedua lokasi. Tingginya populasi serangga hama dapat disebabkan faktor sumber makanan yang tersedia, ketinggian tempat dan teknik budidaya yang dilakukan petani. Hasil uji t-test serangga hama pada agroforestri kopi dengan naungan Sengon dan Lamtoro tidak berbeda secara signifikan (p value > 0,05). Hal tersebut menunjukkan perbedaan jenis penaung tidak cukup kuat untuk membedakan serangga hama antar lokasi. Hasil analisis Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi pada lahan naungan Sengon adalah Pseudococcidae sebesar 90,00% (PL), Flatidae sebesar 47,37% (YPT), dan Scolytidae sebesar 74,04% (BA). Nilai INP tertinggi pada lahan naungan lamtoro pada seluruh metode pengambilan adalah famili Scolytidae sebesar 87,50% (PL), 53,20% (YPT), dan 111,36% (BA). Hasil indeks ekologi menunjukkan indeks keanekaragaman pada kategori rendah hingga sedang, indeks kemerataan pada kategori sedang hingga tinggi, dan indeks kekayaan pada kategori rendah.en_US
dc.description.sponsorshipDPU: Nilasari Dewi, S.Hut., M.Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Jemberen_US
dc.subjectHama Kopien_US
dc.subjectSeranggaen_US
dc.subjectAgroforestrien_US
dc.titleKeanekaragaman Serangga Hama Kopi pada Dua Tipe Penaung Dalam Sistem Agroforestri Berbasis Kopi di Desa Pace Kabupaten Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAgroteknologien_US
dc.identifier.pembimbing1Nilasari Dewi, S.Hut., M.Sien_US
dc.identifier.validatorRudy Ken_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Wanda Hamidah Z. F_Repository.pdf
  Until 2029-02-06
Wanda Hamidah Zakiyah Febrianti_2115105010122.98 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools