Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127075
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | RAHMA, Naswa Lutfia | - |
dc.date.accessioned | 2025-07-04T01:52:23Z | - |
dc.date.available | 2025-07-04T01:52:23Z | - |
dc.date.issued | 2025-01-30 | - |
dc.identifier.nim | 212010101027 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127075 | - |
dc.description | Finalisasi unggah file repositori tanggal 4 Juli 2025_Kurnadi | en_US |
dc.description.abstract | Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan yang kasusnya semakin bertambah di dunia. Penyakit ginjal kronik diklasifikasikan menjadi lima stadium berdasarkan nilai Laju Filtrasi Glomerulus (LFG). Pasien dengan PGK stadium V memerlukan terapi pengganti ginjal, di mana hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang paling sering digunakan. Penilaian untuk menilai efektivitas dari hemodialisis disebut dengan adekuasi hemodialisis. Quick of blood (QB) merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi adekuasi hemodialisis dikarenakan semakin tinggi QB, semakin banyak pula volume darah yang dapat dibersihkan dari urea dan toksin-toksin lainnya. Pasien hemodialisis mengalami beban adaptasi yang cukup berat akibat kondisi tubuhnya yang melemah dan ketergantungannya pada mesin hemodialisis sepanjang hidupnya. Hal ini menyebabkan depresi menjadi salah satu gangguan psikologis yang sering terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisis. Selain dari faktor psikologis, depresi juga dapat disebabkan oleh faktor biologis dari dalam tubuh. Uremia, kondisi dimana terjadi penumpukan urea dalam darah, dapat memicu aktivasi sitokin proinflamasi yang secara signifikan berkontribusi terhadap timbulnya gejala depresi. Salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya uremia yaitu QB. Semakin tinggi QB, semakin banyak juga urea yang dapat dibuang dari tubuh sehingga risiko terjadinya uremia dapat berkurang. Sejauh ini, penelitian mengenai hubungan tersebut masih terbatas, terutama untuk populasi pasien PGK stadium V di Kabupaten Jember. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan QB dengan depresi pada pasien PGK stadium V yang menjalani hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember. Desain penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di unit hemodialisis RSD dr. Soebandi Jember pada bulan September – Desember 2024. Data primer diperoleh dari data QB dan jawaban kuesioner PHQ-9 yang diambil dengan wawancara langsung kepada responden. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari rekam medis di RSD dr. Soebandi Jember. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien PGK stadium V yang menjalani hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling dan didapatkan 106 sampel. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan uji Spearman. Hasil statistik menunjukkan bahwa sebagian besar pasien PGK stadium V yang menjalani hemodialisis memiliki nilai QB tinggi (³200), yaitu sebesar 58,5% dan mengalami depresi minimal (43,4%). Hasil uji Spearman menunjukkan bahwa nilai p-value 0,828 yang berarti nilai p>0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel QB tidak mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan depresi pada pasien hemodialisis. Sementara itu, untuk variabel pengganggu, yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, pekerjaan, lama menjalani hemodialisis, dan tipe akses vaskular menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna dengan depresi pada pasien hemodialisis. Kesimpulan pada penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara QB dengan depresi pada pasien PGK stadium V yang menjalani hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian di masa depan perlu mengombinasikan PHQ-9 dengan metode pengukuran tambahan, seperti wawancara klinis oleh tenaga kesehatan ahli atau dengan kuesioner tambahan seperti HADS. Selain itu, diperlukan penelitian lebih lanjut menggunakan variabel yang berbeda, seperti fatigue dan kadar ureum reduction rate untuk mengetahui faktor lain yang memengaruhi. | en_US |
dc.description.sponsorship | DPU: dr. Yuli Hermansyah, Sp.PD DPA: dr. Jauhar Firdaus, M.Biotek | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Kedokteran Universitas Jember | en_US |
dc.subject | Quick of blood | en_US |
dc.subject | Depresi | en_US |
dc.subject | Penyakit Ginjal | en_US |
dc.subject | Hemodialisis | en_US |
dc.title | Hubungan Quick of Blood dengan Depresi pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium V yang Menjalani Hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Pendidikan Dokter | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | dr. Yuli Hermansyah, Sp.PD | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | dr. Jauhar Firdaus, M.Biotek | en_US |
dc.identifier.validator | Rudy K | en_US |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Medical |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Naswa Lutfia Rahma.pdf Until 2029-07-06 | Naswa Lutfia Rahma_212010101027 | 1.72 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools