Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/126616
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorPANGESTU, Anisa Dwi-
dc.date.accessioned2025-06-18T02:17:01Z-
dc.date.available2025-06-18T02:17:01Z-
dc.date.issued2024-08-06-
dc.identifier.nim201510601069en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/126616-
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 18 Juni 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractKopi merupakan komoditas perkebunan yang berperan penting dalam ekspor Indonesia dan menjadi penghasil devisa negara. Luas lahan perkebunan kopi di Indonesia didominasi oleh lahan perkebunan kopi rakyat yang mampu menyumbang sebesar 99,3% produksi kopi nasional dengan luas lahan perkebunan kopi rakyat pada tahun 2022 mencapai 1,25 juta hektare. Provinsi Jawa Timur menempati posisi ke-6 sebagai produsen kopi rakyat tertinggi di Indonesia dengan produktivitas mencapai 795 kg/hektar, berada dibawah Provinsi Bengkulu dan diatas Provinsi Jawa Barat. Kopi di Provinsi Jawa timur diproduksi dari beberapa kabupaten salah satunya adalah Kabupaten Bayuwangi. Kabupaten Banyuwangi menempati posisi ke-2 sebagai produsen kopi tertinggi di Jawa Timur dengan rata-rata produksi kopi rakyat sebesar 12.733,6 ton per tahun. Namun rata-rata pertumbuhan produksi kopi di Kabupaten Banyuwangi masih berada dalam angka negatif yakni sebesar -0,39%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa produksi kopi di wilayah Kabupaten Banyuwangi mengalami penurunan dalam periode tahun 2018 hingga 2022 yang diakibatkan karena anomali iklim dan praktik pertanian yang belum maksimal. Desa Gombengsari yang terletak di Kecamatan Kalipuro, menjadi desa dengan produksi kopi tertinggi pada tahun 2022 dengan produksi mencapai 2.017,4 ton dan luas areal perkebunan kopi sebesar 1.834 hektar. Produktivitas kopi di Desa Gombengsari cenderung meningkat dengan rata-rata produktivitas sebesar 1,08 ton/hektar/tahun. Secara umum rata-rata produktivitas kopi jika dikelola secara optimal dapat mencapai 2,0 ton/hektar/tahun (Herdiani, 2018). Hal ini mengindikasikan bahwa produktivitas kopi rakyat di Desa Gombengsari belum cukup optimal. Solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi adalah dengan mengetahui tingkat penerapan Good Agriculture Practices (GAP) pada usahatani kopi rakyat di Desa Gombengsari. Petani kopi belum sepenuhnya menerapkan GAP, dengan kelemahan dalam pemilihan lokasi, persiapan lahan, sistem pengairan, penanaman, dan pascapanen. Mereka cenderung tidak menggunakan tanaman pelindung, bibit bersertifikat, atau metode panen yang tepat (Yusifa dan Sudarko, 2022). Berdasarkan deskripsi di atas, penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui : 1) tingkat penerapan Good Agriculture Practices (GAP) pada usahatani kopi rakyat di Desa Gombengsari, dan 2) faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat penerapan Good Agriculture Practices (GAP) pada usahatani kopi rakyat di Desa Gombengsari. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dan analitik, dan pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik cluster sampling dengan memilih 6 kelompok tani kopi di Desa Gombengsari. Tiap kelompok akan diwakili oleh 7 petani yang diambil secara purposive. Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan sekunder dengan metode pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah Analisis Skoring berbasis Skala Likert dan Analisis Regresi Linier Berganda. Penelitian menunjukkan hasil bahwa: (1) Tingkat penerapan Good Agriculture Practices (GAP) pada usahatani kopi rakyat di Desa Gombengsari meliputi pemupukan, pemangkasan, pengelolaan penaung, pengendalian hama dan penyakit, dan pengelolaan panen dan pasca panen sebesar 69% tergolong dalam kategori sedang (cukup sesuai). Indikator pengelolaan penaung memiliki persentase penerapan terendah sebesar 51,06%, sedangkan indikator panen dan pasca panen memiliki persentase penerapan tertinggi sebesar 93,65%. (2) faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat penerapan Good Agriculture Practices (GAP) pada usahatani kopi yaitu jumlah anggota keluarga dan pengalaman berusahatani, sedangkan variabel umur, tingkat pendidikan formal, luas lahan, dan keaktifan petani berpengaruh secara tidak signifikan terhadap variabel tingkat penerapan Good Agriculture Practices (GAP) pada usahatani kopi rakyat di Desa Gombengsari.en_US
dc.description.sponsorshipDPU: Rachmat Udhi Prabowo, S.P., M.P.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectGood Agriculture Practices (GAP)en_US
dc.subjectKopien_US
dc.subjectAnalisis Regresi Linieren_US
dc.titlePenerapan Good Agriculture Practices (GAP) pada Usahatani Kopi Rakyat di Desa Gombengsari Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangien_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAgribisnisen_US
dc.identifier.pembimbing1Rachmat Udhi Prabowo, S.P., M.P.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_ratna_Maret 2025en_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
FILE UPLOAD REPOSITORY.pdf
  Until 2029-08-06
Anisa Dwi Pangestu_2015106010693.25 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools