Artikulasi Bahasa dan Identitas Politik Kaum Muda: Sebuah Wacana Bahasa dalam Ruang Budaya Jember

Abstract

Penelitian ini berfokus pada penggunaan bahasa, khususnya di kalangan kaum muda di ruang budaya Jember. Jember adalah bagian dari masyarakat budaya Pendalungan. Hal ini memungkinkan kaum muda Jember terlibat dalam berbagai interaksi bahasa seperi bahasa nasional, internasional, bahasa lokal, dan bahasa ibu penuturnya. Penggunaan ragam bahasa tertentu oleh kaum muda berfungsi untuk merepresentasikan identitas, untuk mencapai tujuan dan kepentingan mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnometodologi dan teori tindak tutur John Langshaw Austin dalam analisisnya. Menurut Austin dalam bukunya, tuturan adalah tindakan. Setiap individu bertanggung jawab penuh atas tindak tutur mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana tindak tutur kaum muda dalam ruang budaya sehari-hari merefleksikan kompleksitas linguistik sebagai bentuk representasi identitas. Penelitian ini mengungkapkan bahwa bahasa digunakan kaum muda sebagai instrumen penting dalam merepresentasikan diri, mempertahankan keberlangsungan karir dan ekonomi, serta menegaskan formalisasi ruang sosial di sekitarnya. Bahasa digunakan untuk menciptakan sekat-sekat di antara para penuturnya. Bahasa yang digunakan kaum muda sangat kompleks karena banyaknya pilihan bahasa yang ada. Kaum muda mengekspresikan maksud dan tujuan melalui tindak tutur, yang juga membantu mereka dalam membangun identitas diri mereka seperti yang mereka inginkan untuk dipersepsikan oleh mitra tutur mereka. Penggunaan bentuk-bentuk linguistik tertentu dapat menunjukkan solidaritas kaum muda dengan kelompok subkultur mereka.