Asuhan Keperawatan pada Pasien Aritmia dengan Masalah Keperawatan Risiko Penurunan Curah Jantung di IGD RSUD dr. Haryoto Lumajang

Abstract

Aritmia adalah gangguan jantung yang tidak berbahaya dalam waktu dekat, tetapi dapat menyebabkan abnormalitas jangka panjang. hal ini dibuktikan dengan prevalensi 84%. Hal ini disebabkan karena gangguan konduksi impuls, atau kombinasinya, dan dapat mengancam jiwa dengan mengurangi curah jantung, sehingga penulis mengambil diagnosa resiko penurunan curah jantung. Tujuan dalam penulisan adalah menerapkan asuhan keperawatan pada pasien aritmia dengan masalah keperawatan resiko penurunan curah jantung di IGD dr. Haryoto Lumajang tahun 2023. dalam penelitian desain yang digunakan oleh penulis adalah laporan kasus. Penelitian ini melibatkan tiga partisipan aritmia yang memiliki masalah keperawatan risiko penurunan curah jantung di Ruang IGD RSUD dr.Haryoto Lumajang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitia ini ialah sebagai berikut; wawancara, observasi, dengan kriteria pasien hasil EKG menunjukan aritmia, tidak menagalami VF dan VT, pasien dirawat di IGD dr. Haryoto Lumajang, pasien sadar penuh, memenuhi dari salah satu faktor resiko dari diagnosa resiko penurunan curah jantung dan studi dokumentasi intervensi utama pada penelitian ini adalah perawatan jantung dan intervensi pendukung adalah manajemen aritmia dengan fokus intervensi valsava manuver. Penelitian ini dilakukan mulai 31 maret-19 april, istrumen yang digunakan oleh penulis adalah lembar dokumentasi keperawatan. dari hasil pengkajian pada tiga pasien didapatkan pada data dari diagnosa risiko penurunan curah jantung yang paling sering muncul ialah perubahan irama jantung, dan perubahan frekuensi jantung. pada Tn.I keluhan sulit tidur, merasa berdebar, nyeri dada, nafas cepat lalu pasien dibawa ke dokter dan di sarankan untuk langsung ke rumah sakit. Pada Tn.Y keluhan Muntah darah, bab hitam 3 hari yang lalu, nyeri perut kiri bawah, nafas cepat. Dan pada Ny.S keluhan Ngonsrong, dada berdebar, mual,dan muntah setelah implementasi di IGD 3-5 jam didapatkan hasil frekuensi nadi menurun, dan irama jantung membaik. Masalah teratasi dibuktikan dengan tujuan tercapai pada pasien 1, pasien 2 dan pasien 3, frekuansi membaik, dan irama jantung membaik. Valsava maneuver merupakan metode yang bisa digunakan dalam menurunkan irama jantung, teknik ini merangsang saraf vagus dengan meningkatkan tonus vegal, ekspirasi kokoh, kenaikan tekanan intrathoraks menghindari, Aliran vena dari bagian luar tubuh kembali ke jantung kanan. Dengan mengurangi jumlah darah yang masuk ke jantung sebelumnya (preload), tekanan darah dalam sistem tubuh menurun. Hal ini juga merangsang sistem saraf simpatik yang melepaskan respons Valsalva, yang secara segera mengurangi tekanan di dalam rongga dada dan meningkatkan aliran balik vena. Perubahan posisi tubuh ini kemudian mendorong darah dari bagian luar tubuh yang mengalir menuju jantung kanan karena efek gravitasi. sehingga akan menurunkan irama jantung yang abnormal. Valsava manuver dapat menurunnkan irama jantng dan tindakan ini sangat efektif. Dalam melakukan tindakan valsava manuver mungkin bisa di damping oleh tenaga kesehatan, dalam melakukan teknik ini dan mungkin bisa menggunakan pasien takikardia karena valsava manuver adalah teknik untuk menurunkan irama jantung yang abnormal.