Pengarusutamaan Gender pada Proses Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Rengganis di Desa Pakis Kecamatan Panti Kabupaten Jember

Abstract

Pengarusutamaan gender menjadi strategi pembangunan nasional sejak ditetapkannya dalam Inpres Presiden No. 9 Tahun 2000. Amanat ini mengatur strategi pembangunan nasional yang senantiasa harus memperhatikan kebutuhan, pengalaman dan permasalah baik laki-laki maupun perempuan dalam setiap proses pembangunan yakni perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kabupaten Jember sebagai salah satu instansi pemerintah yang memperoleh penghargaan Parahita Ekapraya atas komitmennya dalam pelaksanaan pembangunan yang responsif gender. Intrevensi pembangunan di Kabupaten Jember yang responsif gender juga dilakukan dengan sosialisasi dan bimbingan teknis Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada tingkat kecamatan serta pada perangkat Desa. Strategi pembangunan melalui Pengarusutamaan Gender dilakukan dengan tujuan agar pembangunan dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak disemua sub bidang pembangunan tidak terkecuali bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas pertanian dapat dilakukan melalui optimalisasi kelompokkelompok tani sebagai pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat desa. Kelompok Wanita Tani Rengganis merupakan satu-satunya kelompok wanita tani di Desa Pakis Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Produk unggulan KWT Rengganis berupa olahan pangan lokal dari umbi ungu diantaranya tepung umbi, kue kering, keripik dan brownis namun, minimnya keterwakilan KWT Rengganis dalam pengambilan keputusan menjadikan usulan pengembangan olahan produk pangan lokal tidak kunjung terealisasi. Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk menganalisis proses pembangunan pada pemberdayaan KWT Rengganis melalui kacamata pengarusutamaan gender. Penelitian ini dilakukan dengan melihat empat aspek indikator pelaksanaan pengarusutamaan gender dalam proses pembangunan yakni dengan melihat akses, kontrol, partisipasi dan manfaat yang diperoleh laki-laki dan perempuan pada setiap proses pembangunan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan purposive method atau pemilihan secara sengaja. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dan purposive method untuk penentuan informan penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi dan analisis data dilakukan dengan analisis Gender Analisys Pathway (GAP) yakni dengan menganalisis kesenjangan, rencana aksi dan indikator keberhasilan melalui sembilan langkah metode analisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa program pembangunan yang ada di Desa Pakis masih belum responsif gender. Hal ini dapat dilihat dari internal pemerintahan yang belum mendapat bimbingan teknis Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) sehingga program pemberdayaan yang ada masih netral gender dan cenderung tidak sesuai dengan konsep pemberdayaan itu sendiri. Perencanaan pembangunan di Desa Pakis telah melibatkan perempuan didalamnya namun, hanya dari perwakilan PKK. Akses KWT rengganis sangat minim hanya diwakilkan oleh anggotanya yang juga bagian dari anggota PKK sehingga, perwakilan ini tidak membawa kepentingan KWT Rengganis. Pelaksanaan program pemberdayaan di Desa hanya terfokus pada kelompok tertentu dan belum bisa dirasakan oleh semua pihak.