Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124177
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorWAHYUNI, Amelia Rhohmatul Tri-
dc.date.accessioned2024-08-22T03:34:26Z-
dc.date.available2024-08-22T03:34:26Z-
dc.date.issued2024-08-16-
dc.identifier.nim200910101055en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124177-
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik_Lina Tgl 22 Agustus 2024en_US
dc.description.abstractPenelitian ini membahas ketidakmampuan International Criminal Court (ICC) dalam mengadili Presiden Rodrigo Duterte atas kebijakan War on Drugs di Filipina. Implementasi kebijakan tersebut mengakibatkan banyak kematian tanpa proses peradilan, sehingga mendapat kecaman internasional karena indikasi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan sumber data sekunder melalui studi pustaka terhadap buku, artikel ilmiah, jurnal, situs resmi, dan surat kabar. Keabsahan data penelitian diuji melalui teknik triangulasi sumber dengan analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif, melalui tahapan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Konsep yurisdiksi melalui prinsip universal memiliki makna bahwa ICC sebagai lembaga peradilan dalam skala internasional memiliki yurisdiksi terhadap Negara Pihak yang meratifikasi Statuta Roma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ICC memiliki yurisdiksi untuk mengadili Rodrigo Duterte atas kebijakan War on Drugs di Filipina melalui empat prinsip yurisdiksi yaitu personal, teritorial, temporal, dan material. Ketidakberhasilan ICC untuk menjalankan fungsi yurisdiksinya atas Filipina terhadap Rodrigo Duterte dikarenakan tiga faktor. Pertama, sifat hukum Statuta Roma yang komplementer terhadap Undang-Undang Negara Pihak sehingga terbatas dalam kemampuan dan aksesnya karena harus memperhatikan kriteria kedaulatan negara, perizinan yang diberikan oleh negara, dan kepatuhan. Kedua, Pemerintah Filipina terus menunjukkan sikap tidak kooperatif sehingga menghambat proses yang dijalankan oleh ICC. Ketiga, kedudukan Statuta Roma sebagai landasan hukum ICC dalam mengatur yurisdiksi atas Negara Pihak yang mengundurkan diri sifatnya ambigu karena memunculkan poin yang bertolak belakang.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiken_US
dc.subjectYURISDIKSIen_US
dc.subjectINTERNATIONAL CRIMINAL COURTen_US
dc.subjectWAR ON DRUGSen_US
dc.subjectFILIPINAen_US
dc.subjectRODRIGO DUTERTEen_US
dc.titleYurisdiksi International Criminal Court (ICC) terhadap Rodrigo Duterte atas Kebijakan War on Drugs di Filipinaen_US
dc.title.alternativeThe Jurisdiction of The International Criminal Court (ICC) Over Rodrigo Duterte's War on Drugs Policy in The Philippinesen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiHubungan Internasionalen_US
dc.identifier.pembimbing1Dra. Sri Yuniati, M.Si.en_US
dc.identifier.pembimbing2Honest Dody Molasy, S.Sos., M.A., CIQaR., CIQnR., CRP.en_US
dc.identifier.validatorTaufiken_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Social and Political Sciences

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
AMELIA RHOHMATUL TRI WAHYUNI 200910101055 WATERMARKED REPOSITORY.pdf
  Until 2029-08-22
933.21 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools