Peranan Ayah dalam Keluarga Pekerja Migran Perempuan (Studi Kasus di Desa Kebonduren Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)

Abstract

Fenomena yang terjadi di Desa Kebonduren, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur dimana terdapat fenomena unik yaitu ayah yang seharusnya mencari nafkah, harus digantikan oleh ibu hingga bekerja menjadi pekerja migran perempuan. Senada dengan hal tersebut, ibu menjadi pekerja migran perempuan bukanlah hal tidak wajar di Desa Keboduren. Hal tersebut juga berbanding lurus dengan angka pekerja migran perempuan di desa Kebonduren yang memiliki angka cukup besar setiap tahunnya. Tentu keberangkatan ibu menjadi pekerja migran perempuan memberikan dampak kepada struktur keluarga dimana tidak ada lagi sosok ibu yang mendampingi. Ayah dituntut mampu melakukan peran ganda dan mampu berperan dalam perwujudan fungsi keluarga sehingga keluarga pekerja migran perempuan dapat tetap berfungsi secara sosial. Lemudian, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis peranan ayah dalam keluarga pekerja migran perempuan di Desa Kebonduren Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus. Penentuan lokasi penelitian didasarkan pada fenomena unik yang ada di Desa Kebonduren Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar Penentuan informan penelitian menggunakan purposive sampling dengan memilih subjek berdasar atas ciri atau sifat terntentu yang memiliki sangkut paut dengan ciri atau sifat populasi yang diketahui sebelumnya. Dalam Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan juga dokumentasi. Keabsahan data yang digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian yang rasional dan empiric adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah Creswell. Hasil penelitian adalah upaya ayah dalam mewujudkan fungsi – fungsi keluarga dalam keluarga pekerja migran perempuan dimana ditemukan bahwa ayah masih belum mampu berperan dalam sebagian fungsi keluarga. Dalam fungsi reproduksi, ayah tidak dapat berperan yang dilatar belakangi oleh beberapa hal. Pada fungsi sosialisasi yang terbagi menjadi 2 aspek yaitu aspek non akademik dimana hasil penelitian menunjukan ayah mampu melakukan peranannya. Dalam aspek non akademik dilakukan pembahasan mengenai diskriminasi yang diterima oleh ayah dan dihubungkan dengan teori perlawanan yang memberikan hasil bahwa ayah mampu melawan dengan mengabaikan diskriminasi tersebut. pada aspek kedua yaitu akademik, ayah mampu melakukan peranannya dengan memberikan fasilitas pendidikan kepada anak, namun tidak melakukan pembimbingan dan di serahkan kepada pihak lain. selanjutnya, pada fungsi afeksi, hasil dan pembahasan menunjukan 3 latar belakang yang berbeda – beda. Dalam fungsi ekonomi, ayah tidak mampu melakukan peranannya dalam pemenuhan kebutuhan anak yang kemudian pemenuhan kebutuhan anak dilakukan oleh ibu. Dalam fungsi perlindungan juga ditemukan hasil yang berbeda – beda. Pada fungsi pemberian status, ayah mampu memberikan peranannya dalam hal penganugrahan status kepada anggota keluarga terkhusus kepada anak. selanjutnya pada fungsi pengawasan sosial, ayah mampu melakukan peranannya yang dilakukan dengan cara berbeda – beda.