Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/120397
Title: | Pemetaan Wilayah Sebaran Faktor Risiko Balita Stunting di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019-2021 |
Authors: | SARI, Leily Dita |
Keywords: | STUNTING PEMETAAN SIG |
Issue Date: | 23-May-2023 |
Publisher: | Universitas Jember |
Abstract: | Pemetaan Wilayah Sebaran Faktor Risiko Balita Stunting di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019-2021; Leily Dita Sari; 182110101086; 2023; 121 halaman; Peminatan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Stunting merupakan suatu kondisi anak mengalami gangguan pertumbuhan yang menyebabkan tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya yang dikarenakan masalah gizi kronis seperti kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama. Stunting memiliki dampak jangka pendek sekaligus jangka panjang. Faktor yang dapat mempengaruhi stunting meliputi faktor langsung dan faktor tidak langsung. Pemetaan faktor risiko stunting belum dilakukan sehingga saat diaplikasikan akan membantu dalam penentuan program setiap daerah dan membantu terlaksananya program lebih efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini yakni mendeskripsikan serta memetakan faktor risiko yang berkaitan prevalensi stunting dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kabupaten Banyuwangi tahun 2019-2021. Penlitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini memiliki populasi seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi serta menggunkana total sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan teknik dokumentasi. Hasil pada penelitian ini diketahui pemetaan stunting berdasarkan tiga kategori rendah, sedang dan tinggi. Wilayah yang termasuk tinggi stunting selama tiga tahun berturut-turut adalah Kecamatan Cluring. Terdapat lima faktor risiko yang diteliti yaitu cakupan kehadiran posyandu, cakupan ASI eksklusif, Cakupan air minum layak, Cakupan Kejadian Infeksi, dan Cakupan kejadian BBLR. Selama dua tahun terakhir yaitu tahun 2020 dan 2021 cakupan kehadiran posyandu di Kabupaten Banyuwangi mengalami penurunan akibat adanya pandemi Covid-19. Tahun 2021 tidak ada kecamatan yang memenuhi target cakupan kehadiran posyandu di Kabupaten Banyuwangi. Persentase cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Banyuwangi selama tahun 2019-2021 selalu mengalami peningkatan. Kecamatan Kabat memiliki persentase tertingi selama tiga tahun berturut-turut. Persentase cakupan ASI Eksklusif terendah berada di Kecamatan Giri. Persentase sebesar 100% pada tahun 2021 berada di Kecamatan Banyuwangi, Kabat dan Genteng. Wilayah dengan cakupan air minum layak kurang dari 100% termasuk dalam kategori rendah. Kecamatan Bangorejo, Siliragung, Singojuruh dan Srono memiliki persentase sebesar 100% selama tahun 2019-2021. Persentase kejadian diare pada balita di Kabupaten Banyuwangi selalu mengalami penurunan selama tiga tahun yaitu 14,9% (2019), 10,7% (2020) dan 7,1% (2021). Terdapat lima wilayah yang memiliki persentase di atas rata-rata kabupaten selama tiga tahun yaitu Kecamatan Tegalsari, Sempu, Genteng, Glenmore dan Siliragung. Batas pengkategorian tinggi dan rendahnya kasus BBLR yaitu target Riskesdas 2018 sebesar 6,2%. Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2021 tidak ada kejadian BBLR di bawah target Riskesdas 2018. Hanya ada satu wilayah yang memiliki persentase BBLR di atas target pada tahun 2019 yaitu Kecamatan Singojuruh. Sebaran kejadian BBLR, cakupan kehadiran posyandu, cakupan air minum layak, kejadian infeksi dan cakupan ASI Eksklusif pada kejadian stunting di Kabupaten Banyuwangi dibedakan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Hal tersebut dikarenakan kejadian stunting disebabkan oleh beberapa penyebab. Beberapa faktor seperti cakupan ASI Eksklusif, kehadiran posyandu, kejadian diare balita dan SPM ISPA balita dibatasi dengan nilai rata-rata kabupaten. Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian saran yang diharapkan dapat ditindaklanjuti meliputi menambahkan aspek pemetaan berbasis spasial dalam penentuan program yang akan di aplikasikan agar baik dari segi anggran, sumberdaya dan hasil bisa efektif dan efisien. Setiap daerah memiliki karakteristik masing-masing sehingga program yang di tetapkan harus mempertimbangkan aspek kewilayahan. Penelitian selanjutnya diharapkan yang pertama agar melakukan penambahan faktor risiko lain baik faktor risiko langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan data primer sehingga dapat di analisis secara statistik. Yang kedua melakukan analisis terkait hubungan antara penyakit infeksi dan kejadian stunting di wilayah dengan kategori stunting tinggi. |
Description: | Finalisasi unggah file repositori tanggal 29 April 2024_Kurnadi |
URI: | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/120397 |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Public Health |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
doc skripsi watermark lely.pdf Until 2028-05-23 | Leily Dita Sari | 6.18 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools