Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/119974
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorARISANDY, Nurullia-
dc.date.accessioned2024-02-23T06:45:43Z-
dc.date.available2024-02-23T06:45:43Z-
dc.date.issued2024-01-23-
dc.identifier.nim202520102020en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/119974-
dc.description.abstractNyamuk Aedes aegypti adalah nyamuk yang dapat menularkan virus dengue yang menyebabkan demam berdarah. Nyamuk ini memiliki karakteristik ukuran tubuh yang relatif kecil, tubuh berwarna hitam dengan belang putih di sekujur tubuhnya, dan senang berada di tempat penampungan air yang bersih dan jernih. Salah satu upaya untuk melakukan pengedalian terhadap vector nyamuk Aedes aegypti pada stadium larva yaitu dengan menggunakan larvasida kimia. Penggunaan larvasida kimia memiliki risiko kontaminasi residu pestisida dalam air, yang dapat berdampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, penggunaan larvasida kimia secara berulang dapat menyebabkan resistensi nyamuk terhadap bahan aktif dalam larvasida tersebut. Hal ini dapat mengurangi efektivitas pengendalian populasi nyamuk Aedes aegypti dan peningkatan risiko penularan penyakit yang dibawanya. Sebagai alternatif, penggunaan larvasida alami dari bahan-bahan alami seperti tanaman dapat menjadi pilihan yang lebih aman karena memiliki risiko rendah terhadap pencemaran lingkungan dan toksisitas yang rendah bagi manusia. Tanaman kumis kucing yang pada bagian daunnya diketahui memiliki senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, tannin. Tanaman yang mengandung senyawa alkaloid, tannin, saponin, flavonoid, terpenoid, minyak atsiri dan senyawa fenolik lainnya berpotensi digunakan sebagai antiserangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai LC50 ekstrak dan fraksi daun kumis kucing sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian RAL. Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak metanol daun kumis kucing, fraksi n-heksana daun kumis kucing, fraksi etil asetat daun kumis kucing dan fraksi residu daun kumis kucing dalam waktu dedah 24 jam. Variable terikat dalam penelitian ini adalah kematian larva. Sampel nyamuk dipilih secara acak dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi sesuai panduan dari WHO. Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis ANOVA untuk mengetahui adanya pengaruh dari variable bebas terhadap variable terikat, selanjutnya dianalis menggunakan uji DMRT untuk mengetahui aktifitas terbaik dari ekstrak dan fraksi daun kumis kucing. Untuk mengetahui nilai LC50 dilakukan dengan analisis Probbit. Pada larutan ekstrak metanol daun kumis kucing, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi residu daun kumis kucing dilakukan uji GC-MS untuk mengetahui senyawa yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan hasil analisis statistik menun ekstrak dan fraksi daun kumis kucing memiliki efektivitas terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti. Fraksi residu memiliki aktivitas terbaik sebagai larvasida. Hal ini dapat disebabkan karena tingkat kepolaran pelarut yang digunakan dan jumlah senyawa metabolit sekunder yang terdapat di dalam fraksi residu daun kumis kucing. Nilai LC50 pada ekstrak metanol daun kumis kucing adalah sebesar 1718 μg/ml, Nilai LC50 pada fraksi nheksana daun kumis kucing adalah sebesar 2535 μg/ml, Nilai LC50 pada fraksi etil asetat daun kumis kucing adalah sebesar 1990 μg/ml, Nilai LC50 pada fraksi residu daun kumis kucing adalah sebesar 1442 μg/ml. Berdasarkan hasil uji GC-MS ekstrak dan fraksi daun kumis kucing memiliki senyawa metabolit sekunder. Senyawa mayor yang terkandung pada masing-masing sampel memiliki perbedaan. Jumlah senyawa yang teridentifikasi berbeda pada masing-masing sampel larutan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah daun kumis kucing mempiliki potensi tidak aktif sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti karena nilai LC50 yang besar / > 1000 mg/L. Berdasarkan hasil uji GC-MS ekstrak dan fraksi daun kumis kucing memiliki banyak senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas biologis yang berpotensi memiliki aktivitas sebagai larvasida.en_US
dc.description.sponsorship. Pembimbing Utama Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes Pembimbing Anggota Dr. Apt. Nuri, S.Si., M.Sien_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherPasca Sarjanaen_US
dc.subjectDaun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)en_US
dc.subjectBiolarvasidaen_US
dc.subjectLarva Nyamuk Aedes aegyptien_US
dc.titlePotensi Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) Sebagai Biolarvasida Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegyptien_US
dc.typeTesisen_US
dc.identifier.prodiMagister Ilmu Kesehatan Masyarakaten_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Dwi Wahyuni, M.Kesen_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. Apt. Nuri, S.Si., M.Sien_US
dc.identifier.validatorKacung- 12 Februari 2024en_US
dc.identifier.finalizationTeddyen_US
Appears in Collections:MT-Sciences of Health

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Repository Nurullia.pdf3.69 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.