Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/118529
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | ROSYIDAH, Nur | - |
dc.date.accessioned | 2023-10-31T02:52:56Z | - |
dc.date.available | 2023-10-31T02:52:56Z | - |
dc.date.issued | 2023-06-05 | - |
dc.identifier.nim | 180110301051 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/118529 | - |
dc.description.abstract | Skripsi ini merupakan kajian sejarah politik yang membahas tentang Konflik Perebutan Kekuasaan di Afghanistan tahun 1992-2001. Adapun rumusan masalah pada penelitian yaitu (1) Mengapa konflik perebutan kekuasaan di Afghanistan bisa terjadi, (2) Bagaimana proses terjadinya konflik perebutan kekuasaandi Afghanistan, (3) Apa dampak yang ditimbulkan dari konflik perebutan kekuasaan di Afghanistan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ilmu politik dan menggunakan teori konflik dari Ibnu Khaldun. Metode yang digunakan adalah metode sejarah, yaitu heuristik, kritik eksternal dan kritik internal, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik perebutan kekuasaan di Afghanistan disebabkan karena munculnya perselisihan antara pemerintahan Afghanistan dengan kelompok oposisi partai yaitu People's Democratic Party of Afghanistan (PDPA) dan kelompok Islamis Mujahidin. Konflik berkembang sejak tahun 1978 dan menandai babak baru pada tahun 1992 di mana pemimpin Mujahidin faksi Jamiat-e Islami, Burhanuddin Rabbani berhasil berkuasa. Faksi-faksi Mujahidin lainnya memperebutkan kekuasaan dengan mengusung identitas etnis, pemahaman agama, dan bantuan (back up) pihak asing. Konflik bersenjata terjadi di antara faksi-faksi Mujahidin mengakibatkan kekacauan dan kerugian, sehingga muncul gerakan Taliban yang terdiri atas sekelompok pelajar madrasah pada tahun 1994 sebagai kelompok penentang baru untuk mewujudkan keamanan dengan memerangi semua faksi Mujahidin. Pemimpin Taliban, Muhammad Omar berhasil mengambil alih kekuasaan dari Burhanuddin Rabbani dan menjalankan pemerintahan menggunakan hukum Islam konservatif pada tahun 1996. Pada tahun 2001 Pemerintahan Afghanistan mendapatkan ultimatum atas peristiwa 9/11 dan mendapatkan serangan dari Amerika Serikat. Serangan tersebut menyebabkan runtuhnya kepemimpinan Muhammad Omar dan memunculkan pembentukan pemerintah baru. | en_US |
dc.description.sponsorship | Mrr. Ratna Endang Widuatie, M.A. | en_US |
dc.publisher | Fakultas Ilmu Budaya | en_US |
dc.subject | Konflik | en_US |
dc.subject | Kekuasaan | en_US |
dc.subject | Afghanistan | en_US |
dc.title | Konflik Perebutan Kekuasaan di Afghanistan Tahun 1992-2001 | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Ilmu Sejarah | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Mrr. Ratna Endang Widuatie, M.A. | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Dra. Dewi Salindri, M. Si | en_US |
dc.identifier.validator | validasi_repo_ratna_Oktober_2023_11 | en_US |
dc.identifier.finalization | 0a67b73d_2023_10_tanggal 31 | en_US |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
repository unej SKRIPSI.pdf Until 2028-10-11 | 1.45 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools