Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/11821
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorWEINDY PRAMITA A.-
dc.date.accessioned2013-12-24T01:58:11Z-
dc.date.available2013-12-24T01:58:11Z-
dc.date.issued2013-12-24-
dc.identifier.nimNIM070210101088-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11821-
dc.description.abstractPemecahan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika, sehingga hampir di semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dijumpai penegasan diperlukannya kemampuan pemecahan masalah. Pentingnya kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran matematika juga tertera pada pernyataan As’ari (1992:22) bahwa pemecahan masalah merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pengajaran matematika. Sedangkan gambaran yang tampak dalam bidang pendidikan di Indonesia selama ini, pembelajaran matematika masih menekankan pada hafalan-hafalan dan latihan-latihan soal yang bersifat algoritma dan rutin saja. Hal ini dikarenakan aktivitas pemecahan masalah merupakan aktivitas mental tingkat tinggi sehingga sulit untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Siswono (dalam Warli dan Mansyur, 2008:308) menyebutkan salah satu penyebab rendahnya kemampuan memecahkan masalah adalah dalam merencanakan penyelesaian masalah tidak diajarkan strategi-strategi yang bervariasi atau yang mendorong kemampuan berpikir kreatif untuk menemukan jawaban masalah. Kemampuan berpikir kreatif mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kemampuan pemecahan masalah. Seseorang yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif tidak hanya mampu memecahkan masalah-masalah non rutin, tetapi juga mampu melihat berbagai alternatif dari pemecahan masalah itu. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah model pembelajaran kreatif produktif sehingga memungkinkan meningkatnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, sedangkan dewasa ini, model pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, perlu adanya suatu penelitian untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa manakah yang lebih baik antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kreatif produktif dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran matematika merupakan kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran matematika. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran (Soekamto dan Winataputra, 1997:78). Model pembelajaran viii kreatif produktif adalah suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa mengembangkan kreativitasnya untuk menghasilkan produk yang bersumber dari pemahaman mereka terhadap konsep yang sedang dikaji (Welcome Ceptea, 2008). Pembelajaran kreatif produktif melalui tahapan (fase) orientasi, ekplorasi, interpretasi, re-kreasi, dan evaluasi. Menurut Philip R. Wallace (dalam Sunarto, 2009), pembelajaran konvensional merupakan proses pembelajaran yang dilakukan sebagaimana umumnya guru mengajarkan materi kepada siswanya, guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima. Metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran konvensional adalah metode ceramah. Model pembelajaran kreatif produktif diterapkan di kelas eksperimen, yaitu kelas VIIA dan model pembelajaran konvensional diterapkan di kelas kontrol, yaitu kelas VIIB. Pengambilan kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut dilakukan dengan sebelumnya melakukan uji homogenitas terhadap populasi penelitian. Karena diperoleh F hitung yang lebih kecil dari F dengan nilai signifikansi sebesar 0,819 yang lebih besar dari taraf signifikansi 0,05, maka berdasarkan kriteria pengambilan keputusan dapat diambil keputusan untuk menerima H ix tabel yang artinya populasi penelitian mempunyai kemampuan matematika yang sama. Jadi, siswa kelas VII di SMP N 1 Jember mempunyai kemampuan matematika yang sama sehingga pengambilan sample dilakukan secara acak dan diputuskan untuk mengambil kelas VIIA dan kelas VIIB sebagai sample penelitian. Setelah pembelajaran dilaksanakan di kedua kelas, diberikan tes yang sama, yaitu tes kemampuan pemecahan masalah matematika yang tervalidasi. Nilai hasil tes kemampuan pemecahan masalah di kelas eksperimen dan kontrol digunakan sebagai data untuk menguji hipotesis penelitian. Uji hipotesis penelitian menggunakan SPSS 12.0 For Windows. Berdasarkan pada kriteria pengambilan keputusan untuk menolak H 0 jika t 0 lebih besar atau sama dengan 1,669, maka dengan t hitung hitung yang diperoleh sebesar 4,469, H ditolak. Jadi, kesimpulan yang didapat adalah kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kreatif produktif lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Kesimpulan dari uji hipotesis penelitian tersebut didukung oleh hasil observasi dan hasil wawancara. Berdasarkan hasil observasi siswa selama pembelajaran diketahui bahwa rata-rata persentase keaktivan siswa di kelas eksperimen berkategori sangat aktif. Sedangkan di kelas kontrol, rata-rata persentase keaktivan siswa berkategori cukup aktif sehingga siswa di kelas eksperimen lebih aktif daripada siswa di kelas kontrol. Pada hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika kelas VII maupun dengan siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran yang berlangsung di kelas eksperimen.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070210101088;-
dc.subjectPEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF DAN SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONALen_US
dc.titleKEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF DAN SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SUB POKOK BAHASAN PENGGUNAAN ALJABAR DI KELAS VII SMP N 1 JEMBER TAHUN AJARAN 2011/2012en_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Teacher Training and Education

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Weindy Pramita A_1.pdf219.49 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools