Interaksi Komunikasi Antara Penjual dan Pembeli dalam Transaksi Jual beli Barang Konsumsi di Pasar Umum Besuki 1 Kabupaten Situbondo: Suatu Tinjauan Etnografi Komunikasi

Abstract

Pasar Umum Besuki merupakan salah satu tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam aktivitas jual-beli segala kebutuhan pokok dan sembako dengan sistem tawar-menawar yang terletak di Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo. Penelitian ini terfokus pada kegiatan penjual yang menjual berbagai macam kebutuhan konsumsi seperti ikan, sayuran, dan sembako. Penjual dan pembeli sebagai pelaku dalam aktvitas transaksi yang diteliti merupakan masyarakat madura dengan penggunaan komunikasi bahasa Madura sehari-hari. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menggali dan mendeskripsikan interaksi komunikasi antara penjual dengan pembeli. Data penelitian ini berupa teks percakapan, konteks, motif subjektif dari interaksi komunikasi, dan dokumentasi sebagai data pendukung penelitian terkait aktivitas yang ada di Pasar Umum Besuki 1. Penelitian ini menggunakan dua tahap penelitian yaitu, pengumpulan data dan analisis data. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik yaitu, observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Tahapan analisis data dalam penelitian ini ada empat yaitu, analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya. Pola interaksi komunikasi antara penjual dengan pembeli pada penelitian ini memiliki tiga jenis yaitu (1) interaksi komunikasi antara penjual dengan pembeli dalam layanan jual-beli ikan; (2) interaksi komunikasi antara penjual dengan pembeli dalam layanan jual-beli sayur; (3) interaksi komunikasi antara penjual dengan pembeli dalam layanan jual-beli sembako. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya interaksi komunikasi antara penjual dengan pembeli yang membentuk pola yang berbeda, yaitu penggunaan bahasa Madura sehari-hari, yakni bahasa Madura. Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi yakni bahasa yang santai dan tidak formal. Sikap dan perilaku penjual yakni sopan, terbuka, tanggap dan bertanggung jawab. Pola komunikasi yang terbentuk pada layanan di Pasar Umum Besuki 1 Situbondo, yakni dialogis. Pola komunikasi dialogis digunakan oleh penjual dengan pembeli saling memberi aksi umpan balik. Aksi umpan balik dilakukan saat pembeli melakukan pemesanan dan penawaran dari kebutuhan yang dibelinya. Pada saat interaksi komunikasi berlangsung, penjual tetap mendominasi percakapan karena pentingnya penjual sebagai peran utama yang memberikan layanan kepada pembeli. Komunikasi yang terjadi membentuk fungsi direktif, asertif dan ekspresif. Fungsi direktif berupa tuturan meminta, memberikan saran, menyuruh atau memerintah. Tujuan dari fungsi direktif ini untuk meminta lawan tutur melakukan sesuatu yang berupa tindakan dengan mengahasilkan efek terhadap tuturan yang disampaikan tersebut. Fungsi asertif berupa tuturan memberikan pernyataan atau sebuah informasi kepada pembeli. Tuturan tersebut bertujuan untuk memberikan atau menyampaikan sebuah informasi yang berkaitan dengan kebeneran dari pesan yang dituturkan. Pola urutan dan struktur informasi secara garis besar memiliki aspek utama yakni pertanyaan dan pemesanan barang, penawaran barang, konfirmasi, transaksi dan penutup. Fungsi ekspresif berupa tuturan yang mengkritik, terima kasih, mengeluh dan memuji. Berdasarkan keseluruhan interaksi komunikasi yang terjadi merupakan bentuk representasi dari budaya yang ada di Pasar Umum Besuki 1 Situbondo. Tema budaya yang terkandung dalam interaksi komunikasi antara penjual dengan pembeli adalah sikap terbuka, jujur dan ramah. Hal tersebut menjadi kunci keberhasilan dalam layanan jual-beli di Pasar Umum Besuki 1 Situbondo.