Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Literasi Sains Siswa menggunakan Soal PISA

Abstract

Kemampuan berpikir kritis dan literasi sains merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan perkembangan IPTEK pada abad 21. Departemen Pendidikan Nasional Indonesia melakukan evaluasi untuk melihat apakah hasil program pendidikan di Indonesia mampu bersaing di era globalisasi dengan cara mengikuti jenis program penilaian internasional yaitu Programme for International Student Assesment (PISA). Keikutsertaan Indonesia dalam Programme for International Student Assesment (PISA) adalah upaya untuk melihat apakah program pendidikan di Indonesia berkembang dibanding negara-negara lain di dunia. Pentingnya kemampuan berpikir kritis dibuktikan dengan banyaknya jumlah penelitian yang membahas kemampuan berpikir siswa. Meskipun memiliki manfaat yang penting, kemampuan berpikir kritis siswa masih tergolong dalam kategori kurang memuaskan. Berdasarkan tes PISA sejak tahun 2000 sampai tahun 2018 Indonesia berada pada tingkat negara dengan literasi sains yang rendah dengan berada diperingkat 6 negara terbawah. Skor siswa Indonesia pada kemampuan literasi sains masih jauh dibawah skor standar internasional yang ditetapkan oleh lembaga OECD. Oleh sebab itu perlu dilakukannya suatu analisis bagaimana kemampuan berpikir kritis dan kemampuan literasi sains siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kemampuan berpikir kritis dan kemampuan literasi sains siswa dalam menyelesaikan soal PISA.Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif tanpa memberikan perlakuan kepada siswa. Tempat penelitian dilaksanakan di tiga SMA di Kota Jember yaitu SMAN 2 Jember, SMAN 3 Jember, dan SMAN Arjasa. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023. Jumlah sampel pada penelitian yaitu sebanyak 98 siswa. Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan soal tes literasi sains PISA tahun 2015 untuk mengumpulkan data kemampuan berpikir kritis dan kemampuan literasi sains siswa. Soal PISA yang diujikan kepada siswa sebanyak 20 soal dengan waktu pengerjaan 90 menit. Apabila siswa menjawab full credit maka diberi poin 2, jikamenjawab partial credit diberi poin 1, dan jika menjawab no credit maka diberi poin 0. Setelah dilakukan penskoran, skor jawaban siswa akan dideskripsikan berdasarkan hasil capaian berpikir kritis dan literasi sains pada setiap indikatornya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa SMA secara umum berada pada kategori sedang dengan rincian sebagai berikut: 1) pada indikator analisis terdapat 32 siswa, 2) pada indikator inferensi terdapat 38 siswa, 3) pada indikator interpretasi terdapat 35 siswa, 4) pada indikator evaluasi terdapat 39 siswa. Sedangkan untuk indikator eksplanasi secara umum berada pada kategori tinggi dimana terdapat 28 siswa. Adapun hasil kemampuan literasi sains siswa SMA secara umum pada indikator interpretasi data dan bukti secara ilmiah berada pada kategori sangat rendah (54 siswa), pada indikator evaluasi dan rancang penyelidikan ilmiah berada pada kategori rendah (45 siswa), pada indikator menjelaskan fenomena secara ilmiah berada pada kategori sedang (32 siswa). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis mempengaruhi kemampuan literasi sains yaitu semakin tinggi kemampuan berpikir kritis maka kemampuan literasi sains juga akan semakin tinggi. Pada penelitian ini terdapat kendala dalam pelaksanaanya yaitu siswa tidak terbiasa mengerjakan soal dengan tipe soal PISA sehingga saat mengerjakan soal, siswa mengalami kesulitan memahami soal yang menyebabkan hasil jawaban siswa tidak maksimal. Berdasarkan analisis data maka diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa SMA di Kota Jember secara umum termasuk kategori sedang. Adapun untuk kemampuan literasi sains siswa SMA di KotaJember termasuk kategori sangat rendah.