Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/115031
Title: | Pengaruh Pupuk Hayati dan Pengurangan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan Cabai Rawit (Capsicum annum L.) pada Lahan Terdegradasi serta Pemanfaatannya dalam Penyusunan Buku Ilmiah Populer |
Authors: | ILMI, Mudarris Zul |
Keywords: | PERTUMBUHAN CABAI RAWIT PENGARUH PUPUK HAYATI PUPUK NPK |
Issue Date: | 11-Jun-2022 |
Publisher: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan |
Abstract: | PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PENGURANGAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI RAWIT (Capsicum annum L.) PADA LAHAN TERDEGRADASI SERTA PEMANFAATANNYA DALAM PENYUSUNAN BUKU ILMIAH POPULER; Mudarris Zul Ilmi, 180210103066; 2022 : halaman; Pendidikan Biologi, Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember. Tanah berfungsi sebagai media tanam serta penyedia unsur hara bagi tanaman, yang berupa bahan organik tanah. Tanah subur adalah suatu tanah yang segala unsur pendukungnya dalam keadaan optimal antara lain yaitu Tata air, udara serta unsur hara dalam tanah serta kesesuaian kondisi fisik kimia dan biologi tanah. Lahan pertanian maupun perkebunan yang telah mengalami penurunan kualitas sehingga tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik disebut sebagai lahan terdegradasi. Salah satu faktor penyebab terjadinya degradasi lahan selain erosi adalah penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Oleh sebab itu, cara untuk memelihara serta menjaga kualitas tanah, maka harus menggunakan pupuk, pupuk yang sangat dianjurkan saat ini adalah penggunaan pupuk hayati. Pupuk hayati merupakan pupuk yang mengandung mikroorganisme hidup dengan campuran zat yang dapat terurai dengan mudah, dapat memperbaiki kesuburan tanah, serta meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan menyediakan nutrisi untuk tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk hayati terhadap pertumbuhan cabai rawit, dan mengurangi dosis pupuk NPK. Penelitian ini juga menghasilkan buku ilmiah populer yang berjudul "Pertumbuhan Cabai Rawit (Capsicum annum L.) Meningkat dengan Pupuk Hayati dan Pengurangan Dosis Pupuk NPK". Hasil tertinggi dari pengukuran tinggi tanaman pada pengamatan pertama adalah perlakuan P4 dibanding perlakuan P10 dengan presentase 19%. Pengamatan ke-2 hasil tertinggi adalah perlakuan P5 dibanding perlakuan P6 dengan presentase 23%. Pengamatan ke-3 hasil tertinggi adalah perlakuan P1 dibanding perlakuan P6 dengan presentase 36%. Hasil tertinggi dari penghitungan jumlah buah per tanaman saat panen pada panen pertama adalah perlakuan P7 dibanding perlakuan P2 dengan presentase 75%. Panen ke-2 hasil tertingi adalah perlakuan P9 dibanding perlakuan P2 dengan presentase 34%. Panen ke-3 hasil tertinggi adalah perlakuan P9 dibanding perlakuan P10 dengan presentase 94%. Secara statistika, hasil pengamatan tinggi tanaman dan jumlah buah cabai tidak terdapat beda nyata yang berarti pemberian perlakuan tidak berpengaruh secara signifikan antar perlakuan. Selain diebabkab faktor pemupukan, diduga pertumbuhan tanaman cabai juga dipengaruhi oleh faktor cuaca. Akan tetapi meskipun secara statistika tiap perlakuan tidak berpengaruh secara signifikan, secara umum penelitian ini berhasil karena parameter tinggi tanaman sudah melebihi rata-rata tinggi tanaman pada umumnya (120 cm) sedangkan hasil penelitian mencapai 160 cm. Begitu pula julah buah yang didapatkan, meskipun secara statistika tidak berbeda nyata, berdasarkan pernyataan petani penelitian ini berhasil, ditunjukkan dengan lama masa berbunga tanaman cabai. Sebelum menggunakan pupuk hayati, masa berbunga tanaman cabai hanya 30 hari, setelah menggunakan pupuk hayati masa berbunga mencapai 70 hari. Dengan pernyataan tersebut otomatis jumlah buah yang didapatkan juga lebih banyak dari pada sebeum menggunakan pupuk hayati. Pertambahan tinggi tanaman didukug oleh hormon auksin khususnya Indol Acetic Acid (IAA) yang terdapat didalam tanaman. Picard & Basco (2005) menyatakan bahwa bakteri hidup yang terdapat di lapisan Rhizosphere yang tergolong kelompok Plant Growth Promoting Rizobacteria (PGPR) dapat memproduksi hormon IAA. (PGPR) juga dapat menambat unsr P dan melarutkan unsur K yang berfungsi untuk membantu tanaman dalam pembungaan dan berbuah. |
URI: | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/115031 |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Teacher Training and Education |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Mudarris Zul Ilmi_180210103066.pdf Until 2028-02-04 | 5.13 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools