Pengkodean Teks Menggunakan Hill Cipher dengan Kunci Berantai (Studi Kasus Database Pendaftaran Mahasiswa Baru Institut Teknologi dan Sains Mandala)

Abstract

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesi (APJII) merilis hasil survei tentang profil internet di Indonesia. Survei tersebut menunjukkan bahwa tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia selama tahun 2021 sampai dengan 2022 sebesar 77,02%. Tingginya tingkat penetrasi ini mengakibatkan tingkat pencurian data di internet juga tinggi, pada tahun 2019 terdapat 106 pencurian data pada sektor perbankan, 96 pencurian data pada sektor pinjaman online, disusul belanja online dengan kasus pencurian data sebanyak 34. Institut Teknologi dan Sains Mandala (ITSM) sebagai salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) harus mengimplementasikan penerimaan mahasiswa baru berbasis daring. Identitas pendaftar menjadi sangat penting untuk dirahasiakan pada saat proses pendaftaran mahasiswa baru berbasis daring, sehingga diperlukan proses pengkodean (enkripsi) identitas dalam sistem yang berjalan. Hill Cipher merupakan salah satu algoritma kriptografi yang memanfaatkan operasi perkalian dan invers matriks didalamnya, pada Hill Cipher biasa, satu kunci akan digunakan untuk melakukan enkripsi keseluruhan plaintext. Proses Hill Cipher berantai akan dilakukan pada proses enkripsi dan dekripsi primary key dengan cara menjadikan hasil enkripsi karakter sebelumnya menjadi kunci untuk enkripsi karakter selanjutnya, dengan kunci awal didasarkan pada kolom nama pendaftar dari primary key yang akan dienkripsi. Hasil implementasi Hill Cipher berantai ini membuat tingkat kesulitan melakukan dekripsi lebih sulit dibandingkan dengan Hill Cipher biasa yang hanya memakai satu kunci, sehingga keamanan data yang diperoleh juga semakin baik.