Proses Berpikir Spasial Siswa Tunagrahita dalam Memahami Materi Kubus Berbantuan Alat Peraga

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui proses berpikir spasial siswa tunagrahita dalam memahami materi kubus berbantuan alat peraga. Berdasarkan observasi ke SLB Negeri Branjangan, sekolah membutuhkan adanya penelitian terkait proses berpikir spasial tersebut. Indikator berpikir spasial yang digunakan pada penelitian ini meliputi indikator visualisasi spasial, orientasi spasial dan relasi spasial. Adapun alat peraga yang digunakan menyerupai puzzle ketika disusun berbentuk kubus. Prosedur penelitian yang digunakan yakni prosedur penelitian kualitatif yang meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisis data dan tahap penarikan kesimpulan yang berupa deskripsi tentang proses berpikir spasial tunagrahita dalam memahami materi kubus menggunakan alat peraga. Puncak dari tahap persiapan adalah kevalidan alat peraga dan soal uji. Hasil analisis validasi alat peraga dinyatakan valid dengan dan Koefisien korelasi sehingga berdasarkan Tabel 3.5 alat peraga dapat dinyatakan valid dikarenakan berada pada interval . Instrumen selanjutnya adalah hasil validasi soal uji diperoleh rata-rata total dan dapat dinyatakan valid berdasarkan Tabel 3.7 dengan interval .Tahap pelaksanaan yang dilaksanakan adalah pemberian soal uji yang sesuai dengan indikator berpikir spasial, wawancara serta tes psikologi siswa di UMC Universitas Jember untuk mengetahui kategori tunagrahita subjek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan adanya penelitian yang berkelanjutan atau serupa untuk mengetahui proses berpikir spasial siswa tunagrahita lainnya dan pengembangan alat peraga untuk siswa tunagrahita. Kemampuan berpikir spasial sangat dibutuhkan untuk melatih imajinasi dan logika siswa sehingga terlatih untuk membayangkan benda-benda yang abstrak. Alat peraga digunakan sebagai penunjang dan agar siswa tidak jenuh. Hal ini dikarenakan siswa tunagrahita rentan dengan kejenuhan. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis sebaiknya melengkapi lembar jawaban sesuai dengan kebutuhan siswa tunagrahita seperti memberikan contoh gambar ataupun menyajikan gambar dengan garis putus-putus sehingga siswa menebali gambar tersebut sehingga siswa ada gambaran terkait penyelesaian soal yang disajikan.