Efektivitas Dosis Reduktan dan Herbisida Selektif untuk Mengendalikan Gulma serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Abstract

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang dimanfaatkan sebagai makanan pokok, pakan ternak, bahan bakar, serta bahan baku industri. Tingkat serangan sebanyak 78,98% di pertanaman jagung yang terserang Organisme Penganggu Tanaman (OPT) mampu dikendalikan menggunakan pestisida sintetik. Salah satu jenis OPT yang kehadirannya tidak dikehendaki dalam suatu budidaya tanaman, yaitu gulma. Gulma dapat menghambat pertumbuhan tanaman jagung karena menimbulkan persaingan nutrisi berupa unsur hara, air, karbon dioksida, cahaya matahari, dan ruang tumbuh sehingga dapat berpengaruh pada penurunan hasil. Pengendalian gulma salah satunya dilakukan menggunakan herbisida karena mudah dalam pengaplikasian serta efektif dalam menekan populasi gulma. Dosis penggunaan herbisida yang berlebihan dapat menimbulkan efek negatif, salah satunya berupa tertinggalnya residu dari bahan aktif, baik pada tanaman maupun pada lingkungan. Upaya untuk mengurangi dampak negatif herbisida, yaitu menggunakan reduktan herbisida. Reduktan herbisida merupakan bahan campuran yang digunakan untuk mengurangi dosis penggunaan herbisida dengan tingkat efektivitas yang sama dalam mengendalikan gulma, sehingga diduga lebih ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dosis reduktan dan herbisida selektif dalam mengendalikan gulma serta terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.). Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengurangi dosis penggunaan herbisida yang berlebihan pada tanaman jagung, serta memberikan informasi mengenai penggunaan reduktan herbisida pada dosis yang efektif untuk mengendalikan gulma tanpa menganggu pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Dusun Sumber Sari, Desa Mangir, Kec. Rogojampi, Kab. Banyuwangi mulai bulan Februari 2022 sampai bulan Juni 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 3×3 dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama dosis reduktan terdiri atas 3 taraf, yaitu: D0: tanpa reduktan; D1: 25% reduktan; dan D2: 50% reduktan. Faktor kedua jenis bahan aktif herbisida selektif terdiri atas 3 taraf, yaitu: H1: atrazin; H2: atrazin+mesotrion; dan H3: topramezon. Variabel pengamatan yang diamati yaitu: vegetasi gulma dan berat kering gulma; pertumbuhan tanaman jagung meliputi tinggi tanaman dan fitotoksisitas tanaman; serta terhadap hasil tanaman jagung meliputi berat basah brangkasan, berat kering brangkasan, berat tongkol per tanaman, berat tongkol ubinan, dan berat 100 biji jagung. Data yang didapatkan kemudian akan dianalisis menggunakan sidik ragam, apabila terdapat perbedaan yang nyata diantara perlakuan maka dilakukan uji lanjut menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (UJD) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan (1) interaksi dosis reduktan dan herbisida selektif menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata pada semua variabel pengamatan. (2) Perlakuan dosis reduktan menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata pada semua variabel pengamatan, kecuali variabel berat kering gulma golongan rumput yang berbeda nyata, dengan hasil terbaik pada perlakuan D0 (tanpa reduktan). (3) Perlakuan herbisida selektif menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata pada semua variabel pengamatan, kecuali variabel berat kering gulma golongan daun lebar dan berat kering gulma golongan teki yang berbeda nyata, dengan hasil terbaik pada perlakuan H1 (herbisida atrazin) dan perlakuan H2 (herbisida atrazin+mesotrion).