Analisis Metode Filter HME (Heat and Moisture Exchanger) pada Pembedahan Kanker Payudara menggunakan Electrosurgical Unit terhadap Tingkat Kwantitas Udara Formaldehida

Abstract

Latar Belakang: Asap bedah merupakan efek hasil dari penggunaan alat bedah listrik. Asap bedah dapat mengalihkan konsentrasi tim bedah secara langsung dengan mengganggu pandangan dan bau asap bedah. Kontaminan kimia sebagai akibat dari prosedur ini dapat memberikan dampak tidak langsung pada efek kesehatan jangka panjang terutama untuk beberapa organ termasuk mata, pernapasan dan juga kemungkinan keganasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar formaldehida setelah menggunakan modifikasi filter Heat and Moisture Exchanger (HME) pada pembedahan kanker payudara. Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental posttest only group design dengan purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 sampel spesimen jaringan kanker payudara untuk analisis asap bedah yang dibagi menjadi 3 kelompok filtrasi HME 1, HME 2 dan HME 3. Kadar formaldehida setelah filtrasi dianalisis statistik dengan uji Kruskal Wallis dengan pertimbangan skala data tidak normal. Hasil: Kadar formaldehida tertinggi pada HME 1 adalah 24,98 ppm, terendah 7,97ppm (mean= 11,29 ppm). Pada filter HME 2, nilai formaldehida tertinggi adalah 13,98ppm, dan terendah 4,97 ppm (rata-rata = 7,38 ppm). Sedangkan pada filter HME 3, nilai formaldehida tertinggi sebesar 11,98 ppm, dan terendah 1,99 ppm (mean= 4,88 ppm). Terdapat perbedaan hasil pada masing-masing kelompok metode modifikasi filter (p-value= 0,000 atau 0,0001). Kesimpulan: Modifikasi filter HME dapat digunakan untuk memfilter asap bedah sebagai efek samping dari instrumen bedah listrik.