Hubungan ASI Eksklusif, Berat Badan Lahir Rendah, dan Tingkat Pendapatan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-24 Bulan (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Tamanan Kabupaten Bondowoso)

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi yang memiliki angka kejadian tinggi di Indonesia dan masih menjadi permasalahan gizi yang harus diatasi. Stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis dalam waktu lama. Kekurangan gizi merupakan salah satu faktor penyebab stunting yang dapat dipengaruhi oleh bayi tidak mendapat Air Susu Ibu eksklusif hingga usia 6 bulan, riwayat berat badan lahir rendah, dan tingkat pendapatan keluarga. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan antara riwayat ASI eksklusif, BBLR, dan tingkat pendapatan dengan kejadian stunting pada balita usia 6-24 bulan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional kepada 131 ibu dan balita usia 6-24 bulan yang dipilih menggunakan simple random sampling. Variabel penelitian ini adalah riwayat ASI eksklusif dan tingkat pendapatan menggunakan kuesioner, berat badan lahir diperoleh dengan observasi buku Kesehatan Ibu dan Anak, dan status gizi dengan pengukuran panjang badan menggunakan length board. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square. Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara riwayat ASI eksklusif (p=0,031; OR=0,401; 95% CI: 0,184-0,870), berat badan lahir rendah (BBLR) (p= <0,001; OR=6,550; 95% CI 2,994-14,327), dan tingkat pendapatan (p= 0,003; OR=4,939; 95% CI 1,738-14,037) dengan kejadian stunting. Kesimpulannya adalah riwayat ASI eksklusif, BBLR, dan tingkat pendapatan berhubungan signifikan dengan kejadian stunting pada balita usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tamanan Kabupaten Bondowoso.