Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/112444
Title: | Mitos Bunga Melati dalam Sosio Budaya Masyarakat Desa Tongas Kulon Kabupaten Probolinggo |
Authors: | UYUN, Naimatul |
Keywords: | MITOS BUNGA MELATI SOSIO BUDAYA MASYARAKAT DESA TONGAS KULON |
Issue Date: | 20-Dec-2022 |
Publisher: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan |
Abstract: | Mitos bunga melati merupakan salah satu kajian dari tradisi lisan. Alasan peneliti tertarik melakukan penelitian ini adalah belum ada pendokumentasian terhadap kepercayaan mitos bunga melati. Penelitian ini akan membahas kepercayaan masyarakat desa Tongas Kulon tentang mitos bunga melati yang meliputi macam-macam mitos bunga melati, makna yang terkandung pada mitos bunga melati, dan nilai-niali yang terkandung pada mitos bunga melati yang berkembang dan dipercayai sejak zaman dahulu hingga sekarang. Penelitian ini dilakukan agar nantinya minat generasi muda meningkat terkait dengan kepercayaan rakyat yang ada di daerahnya sendiri. Berdasarkan pemaparan yang telah dijabarkan, maka ditemukan rumusan masalah sebagai berikut: (1) bagaimanakah cerita mitos bunga melati yang berkembang pada masyarakat Desa Tongas Kulon, Kabupaten Probolinggo?; (2) bagaimanakah makna simbolik yang terkandung pada mitos bunga melati di Desa Tongas Kulon Kabupaten Probolinggo?; (3) bagaimanakah nilai-nilai yang terkandung dalam mitos bunga melati di Desa Tongas Kulon, Kabupaten Probolinggo?; dan (4) bagaimanakah fungsi yang terdapat pada mitos bunga melati di DesaTongas Kulon, Kabupaten Probolinggo? Mitos bunga melati yang dipercayai oleh masyarakat Desa Tongas Kulon dapat dibagi menjadi empat yaitu: (1) mitos bunga melati pada hiasan pengantin, (2) mitos bunga melati pada rangkaian bunga di keranda mayat, (3) mitos bunga melati pada tradisi mitoni, dan (4) mitos bunga melati pada kehidupan sehari-hari. Ada dua mitos bunga melati pada hiasan bunga pengantin yaitu “mitos tentang anjuran untuk mengambil bunga melati yang dijadikan hiasan kepala pengantin karena dipercaya akan cepat menemukan jodohnya” dan “mitos tentang layunya hiasan bunga pada penganti menandakan bahwa pengantin tersebut sudah tidak gadis lagi”. Selanjutnya mitos pada rangkaian bunga di keranda mayat yaitu “barang siapa seorang gadis yang belum menikah jika merangkai bunga melati yang digunakan untuk keranda mayat maka gadis ini akan mengalami sikulus haid yang cepat dan susah mendapatkan jodohnya”. Mitos bunga melati yang ada pada tradisi mitoni yaitu bunga melati yang dijadikan baju untuk prosesi siraman dan air bunga melati yang diminum akan membuat wanita hamil dan calon bayinya selamat dan sehat dan mitos bunga melati yang terakhir yang ada pada kehidupan sehari-hari yaitu “barang siapa yang memakai parfum atau wewangian yang beraroma melati akan diikuti oelh Jin” dan “barang siapa wanita yang sudah menikah meletakkan bunga melati di atas kasur, maka suaminya akan diambil oleh orang lain.” Bunga melati yang dipercayai masyarakat Desa Tongas Kulon dipercayai mengandung simbol-simbol yang memilki makna tersendiri diantaranya, yaitu: (1) bunga melati merupakan simbol kesucian, (2) bunga melati menyimbolkan ketentraman, dan (3) bunga melati merupakan simbol dari kekuatan gaib. Adapun fungsi mitos bunga melati antara lain: (1) sebagai proyeksi (cerminan) angan-angan masyarakat, (2) sebagai pemaksa atau pengontrol norma-norma pada masyarakat, (3) sebagai bahan pembicaraan untuk menahan rasa kantuk, dan (4) sebagai alat pelestari budaya. Oleh karena itu, mitos bunga melati ini dapat akan menjadi harapan untuk masa depan masyarakat Desa Tongas Kulon, serta dapat mengajarkan norma-norma yang telah ditentukan sejak zaman nenek moyang kepada para generasi muda sehingga ajaran yang telah dianut dan dipercayai tidak luntur dan akan terus diajarkan. Mitos bunga melati ini memiliki tiga nilai budaya, diantaranya yaitu: (1) nilai religiusitas, (2) nilai sosial, dan (3) nilai kepribadian. Nilai religiusitas yang terdapat dalam mitos bunga melati ini adalah kepasrahan manusia terhadap Tuhan serta percaya kepada kekuatan gaib. Nilai sosial yang terkandung dalam mitos bunga melati ini mengajarkan untuk menghormati orang yang lebih tua dan nilai kepribadian yang terdapat dalam mitos bunga melati ini mengajarkan masyarakat terutama anak-anak muda untuk selalu berkata jujur agar tidak menjadi bumerang terhadap dirinya sendiri, karena kebohongan yang ditutupi akan ketahuan juga. Fungsi yang terkandung dalam mitos bunga melati ini ada lima yaitu: (1) sebagai harapan masyrakat, (2) sebagai pengontrol norma-norma masyarakat, (3) sebagai bahan pembicaraan untuk menahan rasa kantuk, (4) sebagai alat pendidikan moral, dan (5)sebagai pelestari budaya kepercayaan. |
Description: | Finalisasi unggah file repositori tanggal 28 Februari 2023_Kurnadi |
URI: | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/112444 |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Teacher Training and Education |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
SKRIPSI WATERMARK.pdf Until 2028-01-30 | 1.52 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools