Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/110016
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorEVITA, Ypriliansi Nora-
dc.date.accessioned2022-10-10T14:49:55Z-
dc.date.available2022-10-10T14:49:55Z-
dc.date.issued2021-07-
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/110016-
dc.description.abstractSkripsi ini menelaah perkembangan diplomasi budaya Indonesia melalui batik. Tujuan skripsi ini adalah untuk mengetahui perubahan diplomasi budaya Indonesia melalui batik setelah batik diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Badan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (United Nations on Educational, Scientific, and Cultural Organization, UNESCO) pada tanggal 2 Oktober 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, dengan sumber data berupa buku (cetak dan elektronik), artikel ilmiah, laporan, konvensi internasional, dan artikel dari laman resmi pemerintah. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data dipaparkan untuk mendapatkan gambaran mengenai upaya diplomasi budaya Indonesia melalui batik.Selain itu, skripsi ini menggunakan konsep diplomasi budaya dalam konteks baru dan konsep Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa diplomasi budaya Indonesia melalui batik sejauh ini lebih didominasi oleh upaya memperkenalkan batik sebagai komoditas. Namun setelah batik diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Badan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (United Nations on Educational, Scientific, and Cultural Organization, UNESCO) pada tanggal 2 Oktober 2009, tampaknya diplomasi budaya Indonesia mulai mengalami perubahan.Temuan riset ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan diplomasi budaya Indonesia setelah batik diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Batik sejauh ini menjadi komoditas ekspor Indonesia. Namun kemudian Pemerintah Indonesia mulai memperkenalkan batik secara non bendawi. Setelah batik diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Badan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (United Nations on Educational, Scientific, and Cultural Organization, UNESCO) pada tanggal 2 Oktober 2009, pemerintah melakukan perluasan diplomasi budaya melalui batik dari komoditas ke nilai-nilai. Artinya, Indonesia dapat membangun identitas melalui ide, nilai, dan pengetahuan yang ada pada batik. Batik secara kebendaan maupun non kebendaan telah memperkuat nation brand Indonesia di mata dunia.en_US
dc.description.sponsorshipAgus Trihartono, S.Sos., MA., Ph.D (Dosen Pembimbing) Adhiningasih Prabhawati, S.Sos., M.Si. (Dosen Pembimbing)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiken_US
dc.subjectDiplomasi Budaya Indonesiaen_US
dc.titlePerkembangan Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Batik: Dari Komoditas ke Nilai-Nilaien_US
dc.typeOtheren_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi unggah file repository tanggal 10 Oktober 2022_M. Arif Tarchimansyahen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Social and Political Sciences

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Ypriliansi Nora Evita - 160910101026.pdf
  Until 2027-10-10
3.34 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools