Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107038
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorSUDRAJAT, Agung-
dc.date.accessioned2022-06-07T02:53:21Z-
dc.date.available2022-06-07T02:53:21Z-
dc.date.issued2022-01-04-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107038-
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 7 Juni 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractBerdasarkan data penelitian Kesehatan Dasar Indonesia pada tahun 2007 dan 2013 prevalensi katarak senilis ditemukan sebesar 1,8 %, dalam hal ini diperkirakan kejadian katarak pertahunnya akan ditemukan sebesar 0,1%. Penduduk Indonesia cenderung menderita penyakit katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan penduduk di negara subtropis. Hasil survei RAAB (Rapid Assesment of Avoidable Blindness) yang dilakukan Kemenkes RI prevalensi kebutaan pada penduduk usia diatas 50 tahun Provinsi Jawa Timur menjadi provinsi paling tertinggi (4,4%). Proporsi kebutaan akibat katarak pada usia diatas 50 tahun di Jawa Timur mencapai 8,5%. Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo adalah puskesmas yang menemukan angka kejadian katarak terbanyak di Kabupaten Jember dengan 3,046 kasus katarak. Pada tahun 2018 angka katarak di Kabupaten Jember mengalami peningkatan sebanyak 3,229 dengan catatan kasus baru dan 1,578 kasus lama. Pada tahun berikutnya wilayah kerja Puskesmas Tempurejo kembali menduduki wilayah tertinggi dengan angka kejadian katarak yaitu sebanyak 404 penderita katarak baru. Jumlah keseluruhan kasus katarak di Puskesmas Tempurejo tahun 2019 mengalami peningkatan kembali menjadi 346 penderita katarak dan merupakan prevalensi tertinggi diantara Puskesmas Kabupaten Jember. Penyakit katarak adalah salah satu gangguan penglihatan yang berpotensi dialami oleh siapapun. Salah satu faktor yang menyebabkan katarak yaitu : jenis kelamin, tingkat pendidikan, riwayat penyakit, paparan sinar ultraviolet, kebiasaan merokok, dan faktor pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor risiko katarak terhadap terjadinya katarak senil pada petani di wilayah kerja puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember pada bulan Maret - Mei 2021. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun sampel kasus penelitian ini adalah petani dengan status gangguan penglihatan yang terdiagnosis sebagai kasus katarak di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember 2020 sebanyak 48 petani. Sampel kontrol dalam penelitian ini adalah petani dengan status penglihatan mata normal dan tidak pernah terdiagnosis katarak di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember 2020 melalui teknik accidental sampling sebanyak 48 petani. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara, dokumentasi, dan observasi. Analisis statistik data dilakukan dengan SPSS 22.0 menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji chi square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan kejadian katarak ditemukan pada kebanyakan petani berjenis kelamin perempuan sebesar 54,2%, petani dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan rendah sebesar 63,5%, dan 47,9%, sosial ekonomi kurang sebesar 66,7%; petani dengan tidak memiliki riwayat hipertensi sebesar 75,0%, petani dengan berstatus mantan perokok/perokok sebesar 58,3%, petani yang bekerja di luar gedung >4 jam per harinya sebesar 65,6%. Adapun faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian katarak senil diantaranya yaitu faktor jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pengetahuan, sosial ekonomi, dan pekerjaan di luar gedung. Faktor risiko yang tidak memiliki pengaruh terhadap katarak senil yaitu faktor riwayat hipertensi, dan kebiasaan merokok. Faktor risiko yang paling berpengaruh dalam penelitian ini terhadap terjadinya katarak senil di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember yaitu variabel Jenis kelamin. Jadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah variabel jenis kelamin merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian katarak senil di wilayah kerja puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu pekerja petani melakukan monitoring lingkungan kerja dengan cara menganalisis faktor-faktor risiko yang mengarah terjadinya penyakit katarak senil di sektor pertanian. Meningkatkan kualitas diri petani dengan mengikuti pendidikan atau pelatihan mengenai pentingnya menjaga kesehtan mata dari penyakit katarak senil. Melakukan pengaturan jam kerja dengan tujuan mengurangi lama paparan sinar ultraviolet dengan memberikan jeda waktu istirahat dan atau pengaturan sift kerja di sektor pertanian. Meningkatkan kualitas kesehatan dengan cara mengatur pola makan akan kaya protein serta melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara rutin ataupun secara berkala. Penggunaan alat pelindung diri secara lengkap saat bekerja berupa penggunaan topi dan kacamata agar mampu meminimalisir paparan sinar ultraviolet pada mataen_US
dc.description.sponsorshipDosen pembimbing utama : dr. Al Munawir, M.Kes., Ph.D Dosen Pembimbing Anggota : dr. Supangat, M. Kes., Ph.D., Sp.BAen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherProgram Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjanaen_US
dc.subjectKatarak Senilisen_US
dc.subjectPrevalensi Kebutaanen_US
dc.subjectKabupaten Jemberen_US
dc.titlePengaruh Faktor Risiko Terjadinya Katarak Terhadap Katarak Senil pada Petani di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jemberen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:MT-Sciences of Health

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Agung Sudrajat - 172520102056.pdf
  Until 2027-06-07
3.75 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.