Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/104585
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorROHMAWATI, : Ninna-
dc.contributor.advisorANTIKA, Ruli Bahyu-
dc.contributor.authorMAHISA, Yustira Hanin-
dc.date.accessioned2021-05-10T05:07:49Z-
dc.date.available2021-05-10T05:07:49Z-
dc.date.issued2020-11-02-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/104585-
dc.description.abstractManusia dalam masa kehidupannya, melewati berbagai fase atau periode salah satunya adalah fase balita yang juga termasuk dalam periode penting 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Apabila kebutuhan gizi balita pada fase ini tidak terpenuhi dengan baik, maka akan menimbulkan masalah gizi, yaitu disebut stunting. Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan otak, motorik, dan kondisi mental dan merupakan indikator yang menggambarkan gizi kurang dalam jangka panjang. Stunting diukur berdasarkan standar WHO memakai indeks TB / U dengan nilai kurang atau di bawah minus 2 SD (< - 2 SD). Kabupaten Jember merupakan salah satu dari 12 daerah yang mendapatkan penanganan khusus masalah stunting dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2019, karena angka stunting di daerah tersebut tinggi mencapai 36%. Kecamatan Sumberjambe khususnya di Desa Cumedak merupakan daerah dengan angka stunting tertinggi se-Kabupaten Jember dengan persentase 38,75% pada tahun 2019. Bahkan, daerah tersebut menjadi Lokasi Prioritas Penurunan (Lokus) Stunting di Kabupaten Jember tahun 2020. Selain itu, hasil studi pendahuluan di Desa Cumedak menyebutkan yaitu banyak ibu balita stunting yang memiliki anak lebih dari satu, sehingga faktor jarak kelahiran anak menjadi bervariasi dengan peluang memiliki anak dengan jarak kelahiran anak dekat lebih besar, serta faktor tingkat pendidikan ibu mempengaruhi tingkat pengetahuan dan pemahaman ibu terhadap kualitas pemberian asupan makanan khususnya seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita, sehingga kedua faktor ini berpengaruh terhadap status stunting pada balita. Jenis penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini, berjumlah 111 balita stunting usia 24 – 59 bulan di Desa Cumedak, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember. Teknik pengambilan sampel menggunakan jenis probability sampling (simple random sampling) dan hasilnya mendapatkan sampel sebanyak 54 responden balita stunting usia 24 – 59 bulan yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian yang dilakukan mulai bulan Juni 2020 hingga bulan November 2020 ini, menggunakan metode pengumpulan data jenis wawancara langsung (face to face) dan metode food recall 2 x 24 jam dengan instrumen kuesioner dan formulir recall 2 x 24 jam yang telah disiapkan peneliti. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS dan uji chi-square. Penyajian data yang telah diolah disajikan berupa tabel distribusi frekuensi dan teks (narasi). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa balita stunting mayoritas berada pada kelompok usia 24 – 36 bulan (38,9%), dan berjenis kelamin laki – laki (57,4%). Mayoritas ibu berada pada kelompok usia 31 – 50 tahun (50%), memiliki tingkat pendidikan terakhir rendah (tamatan SD dan SMP) sebesar 72,2%, dan tingkat pengetahuan tentang gizi anak kategori sedang sebesar 55,6%. Profesi ibu mayoritas sebagai ibu rumah tangga (74,1%) dan rata-rata pendapatan keluarga di bawah UMK (< Rp. 2.355.662,90) sebesar 59,3%. Mayoritas ibu di Desa Cumedak memiliki dua anak (sedikit / ideal) sebesar 66,7% dan jarak kelahiran antar anak kategori jauh / ≥ 2 tahun (77,8%). Tingkat Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita stunting usia 24 – 59 bulan berkategori kurang asupan dengan persentase (53,7%) dan mayoritas diberikan tidak sesuai frekuensi dan jadwalnya. Jenis makanan tambahan (MT) berupa MT Pabrikan berupa biskuit, susu formula, susu UHT dan MT Lokal (kacang hijau rebus dan telur puyuh). Tidak terdapat hubungan signifikan antara jarak kelahiran anak dengan tingkat Pemberian Makanan Tambahan (PMT) balita stunting usia 24 – 59 bulan dengan nilai uji chi-square sebesar 0,715 atau p value > 0,05. Terdapat hubungan signifikan antara tingkat pendidikan terakhir ibu dengan tingkat Pemberian Makanan Tambahan (PMT) balita stunting usia 24 – 59 bulan memiliki nilai uji chi-square sebesar 0,002 atau p value < 0,05.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherProgram Studi s1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember 2020en_US
dc.relation.ispartofseries162110101158;-
dc.subjectjarak kelahiran anaken_US
dc.subjectkelahiran anaken_US
dc.subjectpendidikan ibuen_US
dc.subjectmakanan tambahan (Pmt)en_US
dc.subjectstuntingen_US
dc.subjectbalitaen_US
dc.subjectbalita usia 24 – 59 Bulanen_US
dc.titleHubungan Jarak Kelahiran Anak Dan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Tingkat Pemberian Makanan Tambahan (Pmt) Pada Balita Stunting (Studi Pada Balita Usia 24 – 59 Bulan DI Desa Cumedak, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi2110101-
Appears in Collections:UT-Faculty of Public Health

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
YUSTIRA HANIN MAHISA - 162110101158.pdf-.pdf2.95 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools