Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/101341
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorFatmawati, Dwi Warna Aju-
dc.contributor.advisorLestari, Sri-
dc.contributor.authorArba, Khairunnisa Fadhilatul-
dc.date.accessioned2020-10-27T01:12:39Z-
dc.date.available2020-10-27T01:12:39Z-
dc.date.issued2020-07-13-
dc.identifier.nim161610101044-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/101341-
dc.description.abstractLesi yang terletak pada bagian 1/3 servikal permukaan fasial dan lingual gigi anterior atau posterior, termasuk dalam klasifikasi kavitas klas V menurut GV. Black dan menurut G. J. Mount dan Hume termasuk dalam Site 3. Kavitas klas V dapat disebabkan karena faktor infeksi dan non infeksi. Salah satu faktor penyebab non infeksi karena menyikat gigi secara horizontal dengan tekanan besar serta menggunakan pasta gigi dengan bahan abrasif tinggi. Dibutuhkan bahan restorasi yang memiliki estetik baik dan tahan terhadap abrasi untuk dapat mengembalikan bentuk anatomi gigi dengan lesi kavitas klas V. Bahan restorasi sewarna gigi yang mempunyai estetik baik yaitu resin komposit, semen ionomer kaca, dan semen ionomer kaca modifikasi resin. Resin komposit (RK) memiliki sifat mekanis yang sangat baik, berdasarkan ukuran bahan pengisinya terdapat resin komposit nanofiller dengan partikel yang berukuran nano sehingga memiliki ketahanan terhadap abrasi yang sangat baik. Semen ionomer kaca (SIK) memiliki kelebihan melepaskan fluor, namun bahan ini mudah brittle (rapuh). Bahan tersebut dikembangkan menjadi semen ionomer kaca modifikasi resin (SIKMR) yang memiliki sifat mekanis yang lebih kuat dengan tambahan komposisi berupa HEMA (hydroxyethylmetacrylate). Komposisi HEMA memiliki sifat hidrofilik dengan daya serap yang tinggi dapat mempengaruhi kekasaran permukaan. Penyikatan gigi secara horizontal dapat berpengaruh pada kekasaran permukaan bahan restorasi karena adanya pengaruh gesekan antara bulu sikat gigi dan bahan abrasif pasta gigi pada permukaan bahan restorasi. Akibatnya dapat mengganggu penampilan estetik, akumulasi plak, dan terjadinya karies sekunder. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perubahan kekasaran yang terjadi pada ketiga bahan restorasi estetik setelah dilakukan penyikatan secara horizontal dan bahan restorasi mana yang memiliki ketahanan abrasif yang baik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian pre and post test with control group design. Terdapat tiga kelompok sampel yaitu kelompok I (RK), kelompok II (SIK), dan kelompok III (SIKMR). Masing-masing kelompok terdapat enam sampel gigi sapi yang dilakukan preparasi kavitas klas V (site 3), penumpatan, finishing, dan pemolesan. Gigi sapi yang telah ditumpat direndam dalam akuades steril selama 24 jam dengan suhu 37˚C. Dilakukan pengukuran kekasaran permukaan pre perlakuan pada bahan restorasi yang telah ditumpatkan pada gigi sapi dengan empat garis pengukuran berbeda menggunakan surface roughness tester. Tahap perlakuan pada sampel yang sama menggunakan alat sikat gigi elektrik yang telah dimodifikasi dan diberi pasta gigi. Penyikatan pada permukaan labial gigi yang telah di restorasi dengan gerakan horizontal sebanyak 5.110 kali gerakan setara dengan setahun penyikatan pada satu regio gigi. Tahap selanjutnya, pengukuran kekasaran permukaan post perlakuan dan pencatatan hasil rata–rata kekasaran permukaan. Hasil perhitungan rata-rata perubahan kekasaran permukaan pada tiap sampel secara berurutan dari rendah ke tinggi yaitu resin komposit nanofiller, semen ionomer kaca modifikasi resin, dan semen ionomer kaca. Hasil uji Levene homogen dan uji Shapiro-Wilk normal. Hasil uji statistik parametrik One Way Anova menunjukkan signifikansi 0,000 (p≤0,05) sehingga dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan kekasaran permukaan yang signifikan pada semua kelompok sampel. Uji lanjutan Post Hoc Turkey HSD dilakukan untuk mengetahui antar kelompok mana yang berbeda bermakna, hasil uji menunjukkan p<0,05, berarti terdapat perbedaan bermakana kekasaran permukaan antar ketiga kelompok. Kesimpulannya bahwa terdapat perbedaan kekasaran permukaan pada ketiga bahan restorasi sebelum dan setelah dilakukan penyikatan secara horizontal dengan perubahan kekarasan permukaan terendah pada resin komposit nanofiller, selanjutnya semen ionomer kaca modifikasi resin, dan tertinggi pada semen ionomer kaca.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Gigi Universitas Jemberen_US
dc.subjectPenyikatan Horizontalen_US
dc.subjectResin Komposit Nanofilleren_US
dc.titlePengaruh Metode Penyikatan Horizontal Terhadap Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller, Semen Ionomer Kaca, Dan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Pada Kavitas Klas Ven_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiKedokteran Gigi-
dc.identifier.kodeprodi1610101-
Appears in Collections:UT-Faculty of Dentistry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Khairunnisa Fadhilatul Arba-161610101044.pdf4.46 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools