Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/100959
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorMASTIKA, I Ketut-
dc.contributor.authorJULIANTO, Didik Eko-
dc.date.accessioned2020-09-15T07:33:25Z-
dc.date.available2020-09-15T07:33:25Z-
dc.date.issued2018-05-16-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/100959-
dc.description.abstractMunculnya kesadaran masyarakat lokal untuk menggagas dan membangun kerjasama dalam pengembangan desa wisata merupakan prestasi yang patut diapresiasi oleh berbagai pihak (stakeholder). Keberhasilan ini pastinya tidak akan lepas oleh adanya seorang pigur sentral sebagai actor penggagas ide, pemikiran, panutan, serta aktivitasaktivitas riil dalam wujud praktika yang mampu menggugah, menjawab tantangan maupun hambatan baik yang datang dari dalam maupun luar lingkup masyarakat. Semua permasalahan awal yang terjadi itu mampu dijawab dan mampu meyakinkan kepada masyarakat setempat bahwa “bersama kita bisa” dan mereka membranding aktivitas wisata organiknya dengan brand “Desa Banget”. Upaya tokoh sentral ini perlu diberi dukungan agar upaya perorangan ini, walaupun telah dilembagakan ke dalam bentuk keorganisasian yang telah disusun, namun aspek kelembagaan masih terus perlu dikembangkan. Logo, tagline, simbol, merupakan sebagian dari brand untuk membedakan suatu produk dengan yang lain. Dengan demikian, brand adalah ”konsep” yang tidak terukur secara kuantitatif, brand mengonstruksi citra sosial sehingga produk atau pelayanan terlihat lebih baik dari realitas yang sebenarnya. Sedangkan ‘branding” adalah “upaya” untuk mengonstruksi brand dan memasarkan brand, branding menjadikan sesuatu yang biasa dan mengingatkannya dengan cara-cara tertentu sehingga membuatnya menjadi terlihat lebih berharga dan bernilai. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan hasil yang memuaskan karena pihak penggagas dan pengelola semakin menyadari pentingnya pengembangan brand dan branding secara metode lebih memahami upaya-upaya membangun konstruksi sosial terhadap realitas branding desa wisata organik Lombok Kulon dalam mengadopsi konsep “branding” yang kian popular. Dalam mengonstruksi branding desa wisata mereka perlu mengerti dan memahami tahap-tahap institusionalisasi melalui tiga proses simultan, yaitu: (1) proses eksternalisasi; (2) proses legitimasi objektivitas; dan (3) proses internalisasi.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNEJen_US
dc.subjectbranden_US
dc.subjectBrandingen_US
dc.subjectDesa Wisataen_US
dc.subjectBondowosoen_US
dc.subjectLombok Kulonen_US
dc.titlePengembangan Brand dan Branding Desa Wisata Lombok Kulon Bondowosoen_US
dc.typeBooken_US
dc.identifier.kodeprodikodeprodi0910202#Administrasi Bisnis-
dc.identifier.nidnNIDN0022076103-
dc.identifier.nidnNIDN0007055911-
Appears in Collections:LSP-Community Service Report

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F. ISIP_Lap Pengabdian_I Ketut Mastika_Pengembangan Brand dan Branding.pdf1.61 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.