Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/100952
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorMASTIKA, I Ketut-
dc.date.accessioned2020-09-15T04:33:09Z-
dc.date.available2020-09-15T04:33:09Z-
dc.date.issued2019-12-01-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/100952-
dc.description.abstractBuku ini sebagai bentuk literasi kepada kalangan mahasiswa dan masyarakat penggiat ekowisata untuk meningkatkan kemampuan mengenali dan memahami informasi yang disampaikan dalam buku ini. Pembangunan pariwisata berbasis potensi alam banyak dikembangkan oleh pemerintah daerah maupun kelompok atau komunitas tertentu. Ekowisata sebagai bentuk pariwisata alternatif yang berorientasi kepada prinsip pelestarian alam maupun budaya, sehingga dengan memahami esensi ekowisata sebagai wisata yang bertanggung jawab menjadi sangat urgen, baik bagi wisatawan dan lebih-lebih bagi pengelola (host) yang harus menerapkan prinsip-prinsip ekowisata secara konsekuen dan konsisten. Oleh karena itu, secara berurutan penyampaian materi dalam buku ini dimaksudkan untuk menggali makna sesuai dengan prinsip-prinsip ekowisata. Bab satu diisi dengan telaah pariwisata dalam perspektif ilmu administrasi bisnis. Sebagaimana dipahami pariwisata sebagai industri yang didalamnya meliputi aktivitas ekonomis, tidak lepas dari motif dan prinsip ekonomi, yakni untuk memperoleh dan melipatgandakan keuntungan-keuntungan secara finansial. Demikian juga, dampak negatif dari eksploitasi sumber daya pariwisata yang semata-mata untuk tujuan ekonomis telah menimbulkan keprihatinan kalangan pencinta lingkungan dan penggiat ekowisata. Masyarakat pelaku pariwisata harus menyadari dampak mass tourism bagi kelestarian lingkungan. Perlu kearifan dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya pariwisata melalui praktik-praktik bisnis yang bertanggung jawab, memegang etika bisnis, yaitu selain mencari kemanfaatan ekonomi namun juga bermanfaat bagi kesehatan lingkungan alam dan kesejahteraan masyarakat lokal. Sangat penting untuk memahami makna bahwa ilmu administrasi adalah ilmu yang mengedukasi, meningkatkan kapasitas dan integritas dalam mengatur serta menyelenggarakan bisnis pariwisata dengan melaksanakan, mengorganisasikan, memanajemeni orang-orang dalam aktivitas wisata ekologis, membangun kelembagaan bisnis ekowisata yang konstruktif dan berkelanjutan. Bab dua diisi dengan telaah pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism development). Konsep pembangunan berkelanjutan perlu terus disosialisasikan kepada masyarakat agar dapat memahami dan memaknai dua gagasan penting yang dihasilkan dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro Brasil, pada tahun 1992. Ada dua gagasan penting, yaitu gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk kelangsungan hidup, terutama kalangan penduduk miskin, dan gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik kebutuhan masa kini maupun kebutuhan di masa mendatang. Bab tiga mencakup telaah tentang wisata alam dan ekowisata. Kekayaan potensi wisata alam memang tiada habis untuk dieksplorasi untuk disajikan sebagai suguhan produk wisata yang sangat menarik. Namun perlu disadari bahwa sifat sumber daya alam berupa flora dan fauna serta ekosistemnya memiliki unsur kerentanan terhadap kerusakan dan/atau kemusnahan. Oleh karena itu, menjadi penting mengenali, memahami tentang wisata alam yang memanfaatkan sumber daya pariwisata berbasis alam dan lingkungan secara bertanggung jawab. Sebab pengunjung atau wisatawan belum tentu paham serta memiliki motif turut menjaga kelestarian objek yang dikunjunginya. Kehadiran konsep ekowisata merupakan alternatif dan solusi untuk meminimalisasi atau mereduksi dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan alam dan budaya, bahkan memiliki tujuan konservasi dan pelibatan wisatawan dalam mengonservasi objek wisata yang menjadi sasaran kunjungannya. Bab empat diisi telaah pengembangan ekowisata di Taman Nasional. Taman Nasional sebagai kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli telah mengadopsi aspek kepariwisataan dengan menyediakan zona pemanfaatan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pedidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Tujuan pariwisata dan rekreasi apabila tidak dikelola dengan baik, dengan perencanaan objek dan atraksi yang kurang mendukung tujuan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya, tentu tidak dikehendaki. Oleh karena itu, kehadiran konsep ekowisata dapat menjadi alternatif dan solusi dalam menjaga kelestarian alam, bahkan mendapat dukungan dan partisipasi masyarakat sekitar, seperti terlibat langsung dalam mengelola ekowisata, berperan dalam manajemen mitigasi, memberikan edukasi kepada pengunjung bersama pihak Taman Nasional. Kerja sama dan sinergi antara Taman Nasional, masyarakat sekitar, serta pengunjung akan selaras dengan tujuan pembangunan pariwisata berkelanjutan. Bab lima menelaah ekowisata dan pengentasan kemiskinan. Mengimplementasikan konsep dan program pro-poor tourism, sebagaimana strategi putting the poor first, seperti perluasan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin, upaya untuk membuka perluasan kesempatan kerja bagi penduduk miskin, pengurangan dampak bagi penduduk miskin yang lebih rentan, pengurangan dampak sosial budaya pariwisata yang negatif bagi penduduk miskin, pengembangan kelembagaan yang mendorong upaya pengentasan kemiskinan, serta penajaman kebijakan serta perencanaan pengembangan pariwisata yang lebih tepat. pengembangan wisata yang berbasis pada kekuatan masyarakat lokal seperti pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (community based tourism) dapat membuka peluang bagi keikutsertaan masyarakat lokal menggerakkan dan menerima hasil pariwisata di kawasannya. Di kawasan Taman Nasional tidak dapat diabaikan adanya penduduk lokal yang mengalami kondisi kemiskinan yang memprihatinkan, sehingga karena kebutuhan hidup mereka sering merambak hutan, dan terkadang dituding sebagai perusak hutan. Konflik yang selama ini terjadi telah memunculkan konsep social porestry (hutan rakyat), sehingga konsep social porestry dapat dikolaborasikan dengan konsep ekowisata dalam mengelola dan pemanfaatan hasil hutan dengan sentuhan dan kemasan ekowisata berbasis masyarakat (community based tourism). Kelima bab yang disajikan dalam buku ini bukanlah rangkuman yang menelaah permasalahan ekowisata secara sempurna dan paripurna. Bahkan diharapkan untuk membuka sikap kritis untuk memperkaya cakrawala pemahaman dan pemaknaan penyelenggaraan ekowisata, sehingga menguatkan dan menajamkan penerapan prinsip-prinsip ekowisata serta mencapai tujuan pembangunan pariwisata berkelanjutan.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherJember: CV. Pustaka Abadien_US
dc.subjectEkowisataen_US
dc.subjectIndustri Pariwisataen_US
dc.subjectKonservasi Alamen_US
dc.subjectSosial Forestryen_US
dc.subjectKawasan Taman Nasionalen_US
dc.titleEkowisata: Perspektif Bisnis Industri Pariwisata, Ekowisata Berbasis Konservasi Alam, dan Sosial Forestry di Kawasan Taman Nasionalen_US
dc.typeBooken_US
dc.identifier.kodeprodikodeprodi0910202#Administrasi Bisnis-
dc.identifier.nidnNIDN0007055911-
Appears in Collections:LSP-Books

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F. ISIP_Buku_I Ketut Mastika_EKOWISATA Perspektif Bisnis Industri Pariwisata_.pdf2.02 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.